Category:

Life

Love is the whole things. We are only pieces”

Selalu ingat. Semua mahluk bertumbuh dan berkembang.

Setelah melalui banyak pengalaman dan pemahaman lebih dalam…saya sangat menyadari pembersihan samskara (kesan individu, tindakan yang menimbulkan karma) sangatlah penting. Bagaimana kuatnya samskara membelenggu dan membuat kita melakukan sesuatu berulang yang menimbulkan penderitaan. Namun di dalam kehidupan nyata…tidak seorang pun menyukai suatu proses. Pembersihan samskara membutuhkan proses yang sangat panjang.

Saya mulai memahami, kita semua memiliki luka batin dan trauma dari masa lalu. Apabila kita bisa mengatasinya, kita bisa memakai cara menyembuhkan diri kita untuk membantu dan menginspirasi yang lain. Semakin dalam luka batin dan trauma yang di alami seseorang, semakin besar kapasitas yang dimiliki untuk menyembuhkan. Itulah tujuan kita terlahir ke dunia ini.

Dari pengalaman masa lalu, saya ingat ada samskara yang mesti di release dengan membutuhkan waktu 15 tahun, ada yang 35 tahun. Saya menyukai perubahan yang lebih permanen. Sehingga bisa memulai hidup dengan cara pandang dan pemahaman yang baru. Energi terasa lebih ringan dengan hidup kembali ke esensi dasar. Kelebihan energi bisa kita dedikasikan buat sesama.

Emosi negatif muncul karena kita lack of something (love). Pemenuhan diri dan sering melakukan perjalanan, membuat kita menjadi lebih lengkap dan merasa penuh berkah, sehingga welas asih muncul dan lebih mudah kita rasakan. Hal ini menyebabkan kita memerlukan lebih sedikit persetujuan dari orang lain, yang merupakan salah satu penyebab penderitaan, pada saat apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Pembersihan lebih baik dilakukan dari hal yang paling mudah kita lakukan dengan menulis prioritas. Pembersihan terus dilakukan berjenjang secara konsisten. Kapasitas kita membersihkan akan terus meningkat seiring dengan semakin banyak kita melakukan pembersihan. Hal ini memberi efek yang lebih permanen karena dilakukan sampai tuntas ke akarnya.

Tidak ada yang benar dan salah. Yang penting ada tekad untuk berubah dan menyembuhkan diri. Semua ada waktunya dan sesuai dengan tingkat kesadaran yang kita miliki. Sadari dan terima segala sesuatu apa adanya.

Energi selalu membuat kita takjub. Energi akan menarik sesuatu yang vibrasinya sama dan harmonis dengan vibrasi yang kita miliki. Alih-alih berusaha mengubah orang lain dan menyalahkan keadaan, lebih baik waktu dan energi kita pakai fokus untuk perubahan dan penyembuhan internal. Hal ini akan mengubah hidup kita.

Banyak orang menginginkan kondisi hidup di level tertentu, tetapi enggan berlatih meningkatkan kualitas vibrasi energi yang dimiliki seperti yang diinginkan. Saat energi kita positif, semua hal positif akan mendekat. Jauh dari pikiran liar dan kemelekatan yang membelenggu batin. Hidup menjadi lebih indah dan mudah. Membuat diri kita terbebas. Tidak melekat dan terpaku kepada ilusi dan menjalani hidup di saat ini.

If I love myself, I love you. If I love you, I love myself”

Seorang kerabat yang orangtuanya telah lama mengabdi kepada leluhur sebuah keluarga besar, meminta bantuan biaya berobat sampai akhir hayat orang tuanya, karena ada gangguan kesehatan. Rumah tua sudah terjual dan sekarang tinggal di kota kecil dengan rumah yang sederhana di dalam jalan yang sempit. Juga mempunyai anak yang memiliki kebutuhan khusus. Orang tua sudah mulai pikun dan sering minta kembali ke rumah tua yang sudah di jual. Sebenarnya ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi keluarga itu untuk membalas jasa leluhur dengan menggunakan harta benda yang diwariskan untuk membantu orang yang ada hubungan karma dengan mereka. Terkadang masih banyak hal yang belum terselesaikan saat mereka masih hidup. Dengan melakukan jasa kebajikan yang didedikasikan kepada mereka, bisa memutus ikatan karma dan mengkondisikan mereka terlahir di alam bahagia. Para leluhur akan bahagia dan merasa tenang apabila keturunannya bisa menjadi penerus untuk melakukan kebaikan. Karena welas asih menyembuhkan dan bersifat universal tanpa batasan. Tidak terpaku hanya melakukan ritual dengan persembahan. Tetapi melakukan sesuatu yang lebih meaningful, dengan merubah diri kita sebagai keturunannya, menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.

Energi yang telah bertransformasi, membuat kita bisa melihat dunia dengan pemahaman yang berbeda. Sering napak tilas, mencari dan  membalas kebaikan orang-orang yang telah berjasa kepada kita. Terutama orang-orang terdekat yang memberi efek langsung terhadap hidup kita. Meminta maaf atas kesalahan di masa lalu karena kurangnya kesadaran yang dimiliki saat itu. Melihat semua mahluk sebagai satu kesatuan. Bagian dari diri kita dan the universe.

Saya  merasakan seorang kerabat dekat energinya telah bertransformasi. Disebabkan karena penderitaan dan tekanan hidup yang dialami selama ini. Entah. Saya ikut bahagia. Setiap hari kerabat dekat memberi greetings dan pelukan kepada pasangan dan ketiga buah hatinya, yang sangat jarang dilakukan sebelumnya. Karena menyadari hidup ini annica dan segala sesuatu bisa terenggut tiba-tiba. Juga mulai menikmati hidup momen demi momen dan gemar berderma sesuai kemampuan. Kita semua mesti bersyukur di beri peluang untuk berbuat baik dan bertransformasi. Hanya dalam wujud sebagai manusia, transformasi bisa terjadi. Waktu sangat cepat berlalu tanpa kita sadari. Mulailah sadar sekarang dengan hidup mindfulness, sebelum semuanya terlambat. Sangat mengesankan ketika saya meminta bantuan kerabat memesan durian jatuh pohon, saat saya retreat di Ubud. Kerabat mengirimkan 14 buah durian sebagai hadiah. Saya bagikan kepada 12 peserta retreat dari manca negara yang memiliki high sense of appreciation. Memberi kepada orang yang tepat, di saat yang tepat sangat menyenangkan. Bukan suatu kebetulan kami masih bisa menikmati durian bagus di saat musim durian hampir usai.

Seorang kerabat, mengirim greetings dari Melbourne. Tengah mengikuti retreat dengan seorang ahli syaraf dari sebuah University popular yang tertarik meneliti penyakit Parkinson dan telah mengalami spiritual awakening. Kerabat merasa segar dan bugar. Kuat berjalan sejauh 8 km setiap hari di forest dekat valley dan retreat berlangsung dari pagi sampai dini hari selama 4 hari. Biasanya di Sydney, kerabat sering merasa lesu dan kurang fit. Terkadang perubahan tempat dan suasana diperlukan. Retreat diberikan secara gratis. Hanya sedikit donasi untuk biaya tinggal dan makanan di sebuah monastry. Kerabat berbagi pengalaman dan pemahaman baru yang di dapat dari retreat mengenai liberation. Saya selalu senang mendengarnya.

Dua hari sebelum hari raya Nyepi, saya menyempatkan diri melakukan apresiasi kecil dengan membeli bunga segar di sebuah toko bunga langganan bersama seorang teman. Memberi beberapa ikat bunga kepada partner bisnis keluarga yang pernah mengalami stroke. Bunga yang saya rangkai sendiri, saya kirimkan sebagai hadiah untuk kerabat lain yang kebetulan berulang tahun. Dan untuk seorang kawan lama, saya mengirimkan red roses, red gerberas, dan babys breath. Kawan menulis pesan terimakasih, terharu dan terkenang suami yang telah berpulang, sering memberi red roses. Sudah lama tidak ada yang mengirim bunga. Saya ikut terharu dan mengingat mendiang yang baik hati. Dengan melakukan hal-hal kecil dengan tulus akan memberi efek tak terduga bagi yang menerimanya.

Be soulful, be kind, be in love”

Beberapa tahun terakhir… Sering saya menemui orang-orang baru yang tidak saya kenal, tetapi sangat mengesankan.

Claire Ahn.

Bertemu saat retreat di Munduk, wanita yang pernah bekerja di perfilman Korea yang berpusat di New York menuntun saya. Ada benang merah yang menautkan kami berdua. Kasihnya yang tanpa syarat membuat saya terharu dan dia pantas menjadi pengayom banyak wanita yang memerlukan pelindung bersama seorang healer asal Inggris. Saat pandemi, selama 3 tahun saya aktif menghadiri workshopnya yang mengubah dan mentransformasi hidup saya.

Ibu Mangku penjual bubur.

Tanpa sengaja saya menemukannya saat retreat. Ternyata Ibu Mangku adalah penjual bubur Bali yang paling enak di Ubud. Bubur di banderol dengan harga hanya 7000 rupiah perporsi. Jam 8.30 am, bubur sudah habis. Pelanggan Ibu Mangku sangat banyak. Sering tamu dari Denpasar dan pecinta gowes. Saya tambah menyukainya karena bubur disajikan dengan alas daun. Terasa ada sentuhan alami dari alam. Ibu Mangku ramah dan bersemangat. Juga baik hati.

Ibu Puji, penjual durian di pinggir jalan.

Bertemu di ujung jalan pulang dari sebuah resort di kawasan desa Manggis. Saat itu saya di ajak seorang kawan untuk breakfast. Si ibu sangat baik hati. Orang tua tunggal dan mesti menafkahi keluarganya. Kami mendapatkan gratis durian dari tamu lain yang akan pulang. Karena mereka membeli terlalu banyak dan kalau di bawa pulang, kuatir mobil akan bau durian.

Putu Amed.

Saya mengenalnya dari seorang teman saat mengambil kelas spiritual. Sangat periang. Memiliki suami dari Norwegia. Saat Putu masih sangat muda, pernah melakukan keinginan mengakhiri hidup bersama sang buah hati yang masih bayi karena kalut rumah tangga dengan suami pertama. Sekarang Putu hidup bahagia dan menginspirasi banyak orang dengan kisah hidupnya, serta memelihara 5 villa, satu villa milik sendiri bersama suami. Saya menyukai cara Putu mengisi hari dan bermanfaat bagi sesama. Saat berkunjung, Putu memberi saya banyak tanaman dengan sambutan yang hangat.

Mendiang Mintarjo Tanu.

Pribadinya sangat periang, perhatian dan suka membantu. Memiliki energi positif dan semangat hidup yang tinggi. Saya terkesan saat melakukan digital detox, vacum menulis pesan selama beberapa pekan untuk memberi istirahat jari-jari tangan, Amin mengutus seseorang yang tinggal di Bali untuk menanyakan kondisi dan keadaan saya. Hati saya tersentuh dengan perhatiannya. Saya baik-baik saja. Amin dan istri juga sering memberi oleh-oleh belinjo crackers Aceh yang super tipis yang menjadi ciri khasnya. Kami bertemu terakhir di Medan, akhir tahun 2022, saat Amin dan istri menjenguk ibunya yang tengah ada gangguan kesehatan. Tidak ada yang permanen, itu pertemuan terakhir kami. Amin pergi bagaikan mimpi bersama cita-cita yang indah. Meninggalkan kesan mendalam kepada banyak kerabat. Selamat melanjutkan perjalanan, sahabatku. Semoga terlahir di alam bahagia.

Jiwa-jiwa yang menginspirasi. Melakukan sesuatu dengan sepenuh hati. Vibrasinya terasa menggema. Hati kita tidak bisa mengingkari. Kita bisa menangkap vibrasi kasih tanpa syarat, permata di dalam hati yang dipancarkan. Terimakasih Tuhan, atas berkah dan cinta kasihMu yang tak terlukiskan.

May all beings be happy n free from sufferings and cause of sufferings

❤️ you all

Dear Mr. Gede Mulyawan n Mrs. Setiawati, John, thanks so much for your contributions, kindness n unconditional love
Dear my sister Indra, my brother Agus Sukantha, my friend Sudi n Linda Lie, thanks for your inspirations
Dear Joji, my son, always thanks for your help to download this song

Quotes~by Jalal al~Din Rumi

Surrender (from tbe album free as a bird)~by Omar Akram

10 comments
1 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

“Your task is not to seek for love, but merely to seek and find all the barriers within yourself that you have built against it.

Menjelang akhir tahun kali ini agak berbeda dengan 2 tahun baru sebelumnya. Akhir tahun kali ini terasa begitu spesial dan sumringah. Banyak orang sudah tidak sabar untuk bepergian ke luar negeri. Atau sekedar berwisata di dalam negeri. Seiring dengan melunaknya aturan protokol covid dari berbagai negara. Jalanan tiba-tiba terasa padat. Bisnis menggeliat kembali. Terutama di pulau Bali, yang memang menggantungkan pedapatannya dari sektor pariwisata.

Seorang teman mengatakan, bisnis properti juga mulai mengalami peningkatan yang signifikan beberapa bulan terakhir. Banyak orang ingin segera merealisasikan mimpi-mimpi mereka. Karena menyadari hidup ini sangat rentan. Jika memiliki mimpi, lebih baik mereka wujudkan saat ini. Sebagian orang kesadarannya mengalami peningkatan dan menjalani hidup dengan lebih sadar. Dalam tiga tahun ini, kita telah belajar sangat banyak. Lebih memahami, hidup yang kita jalani di dunia ini tidak kekal. Sangat jelas ada takdir dan kekuatan lebih tinggi yang mengatur hidup kita. Dan kita tidak bisa lagi menjadi tinggi hati, tidak peduli, dan mengandalkan ego semata.

Suatu siang…
Tiba-tiba seorang teman mengirimkan pesan selamat hari Natal dan Tahun Baru. Saya membalas pesan teman. Setelah diperhatikan, photo profilenya ada salju. Saya tanyakan, ternyata teman tengah bekerja di Rumania. Saya ucapkan selamat menimba pengalaman baru di negeri orang. Teman mengucapkan terimakasih dan mohon didoakan kesehatannya. Saya kirimkan tulisan terakhir saya. Semoga bermanfaat dan bisa mengisi sepi. Mungkin saja teman membutuhkannya.

Tak di sangka seorang kerabat yang baru saya kenal kehilangan anak pertamanya 3 tahun yang lalu. Saat sang anak berumur 37 tahun dan belum menikah. Kerabat merasa sang istri yang menyebabkan kepergian anaknya. Sang istri terlalu perfeksionis dengan menaruh harapan besar dan mengontrol hidup sang anak, dalam hal status dan material. Semua hanya untuk ego. Suatu hari anak yang memiliki kecintaan pada musik, pergi dari rumah, membangun his own legacy dengan bekerja sangat keras. Hanya untuk menunjukkan kepada sang Ibu, bahwa dia juga bisa menjadi hebat dengan usahanya sendiri. Sampai suatu saat sang anak mengalami serangan jantung. Sang Ibu menangis di sebuah hospital dan berkata kepada sang anak untuk mengulang semuanya kembali dari awal. Namun sudah terlambat, sang anak tidak pernah bangun kembali.

Hati saya ikut larut bersama kepedihan hatinya. Saya bisa merasakan apa yang dirasakan kerabat. Memahami diri sendiri. Membuat saya lebih memahami orang lain.

Banyak orang penting yang datang termasuk salah satu menteri negara, memberi penghormatan terakhir. Mendiang banyak menjabat posisi penting di organisasi. Sang Ibu baru menyadari, tiap anak memiliki bakat dan jalan hidup yang mesti dilakoni. Sebenarnya jalan hidup anak juga ditentukan oleh karma kedua orang tua itu sendiri. Semua yang terlahir dikondisikan untuk memberi dan menerima pelajaran hidup satu sama lain. Untuk menjadi mahluk yang memiliki kesadaran lebih tinggi.

Sejak muda, kerabat melakukan pelayanan spiritual, dan mengajak saya menjumpai seorang Bhikkhu asal Sri Lanka, atas persetujuan saya, yang telah berusia 82 tahun di sebuah ruko sederhana 2 lantai. Wajah Bhikkhu tampak lebih muda 20 tahun dari usianya. Hanya memiliki masalah sedikit urat kejepit, karena salah posisi duduk. Sangat rendah hati dan sederhana. Sedikit bicara namun banyak tersenyum. Saya baru menjumpai 2 Bhikkhu yang agak berbeda, sangat sederhana, benar-benar ordinary. Yang pertama, Bhikkhu hutan Thailand yang sempat mengunjungi rumah kami beberapa tahun lalu, di ajak seorang kerabat dekat untuk memberi blessing. Menurut kerabat saat itu, kehidupan sekarang ini merupakan kelahiran terakhir Bhikkhu tersebut sebelum mencapai Arahat. Tidak ada aura orang penting di vibrasi energinya. No attachement. Bhikkhu di hadapan saya, juga menolak saya berlutut yang disarankan kerabat, saat di beri blessing. Saya mendapat hadiah buku Dhammapada dan beberapa buku lain dalam bahasa Indonesia secara gratis untuk di bawa pulang. Sekilas saya amati foto mendiang anak kerabat di dalam lemari kaca, dihiasi lilin dan insence stick electric mungil. So beautiful and simple. Wajahnya tertawa. Damai. Kata Bhikkhu, mendiang telah memilih kehidupan yang lain.

Hidup dan kehidupan memang seperti ini. Tidak pasti. Semuanya datang dan pergi. Kita mesti bisa menerima hidup dan kehidupan apa adanya. Sehingga penderitaan menjadi berkurang.

Saya mengirim pesan selamat hari Natal dan Tahun Baru kepada seorang kawan. Ternyata kawan tengah berada di Khao Yai dekat kota Bangkok untuk urusan bisnis selama beberapa pekan. Mengatakan awal bulan ini akan pulang ke Bali, untuk mengurus bisnisnya yang lain. Kawan menawari saya permen tamarind kesukaan Mama. Kawan juga mengatakan perlu tempat baru untuk usahanya di Bali, karena masa kontrak tempat lama sudah habis. Mungkin saya memiliki kenalan? Saya kontak seorang teman untuk menghubungi dan membantu kawan. Terdiam, saya rasakan sinkronisitas. Sebenarnya saya ada keperluan membeli t-shirt putih designer terkenal Thailand untuk kegiatan internal practices saya. Karena cocok dengan bahan, design, dan cuttingnya. Setelah sempat sedikit ragu, saya utarakan niat saya jika kawan ada waktu. Kawan mengatakan kalau titipan t-shirt, mudah untuk membelikannya. Terlebih karena merupakan signature items. Keesokan harinya, kawan berkabar sudah membelikan t-shirt titipan saya dan berhasil mendapatkan 2 buah size yang saya inginkan.

Saya sekarang lebih yakin dengan intuisi saya. Jika terjadi sinkronisitas, saya mesti mengambil kesempatan itu, karena the universe telah berkolaborasi membuat mimpi saya menjadi nyata. Tidak melekat dan surrender, membuat manifestasi mudah terjadi.

Saya tengah mencoba membantu healing seorang kerabat yang tengah mengalami masalah relationship dengan pasangannya, dan memiliki kesulitan untuk meredam emosi serta tidak memiliki kesabaran, selama 3 pekan berturut. Saya menanamkan benih kebiasaan baik tanpa syarat. Di hari-hari terakhir healing, saya memerlukan video bagus motivasi kebaikan, yang lupa saya save untuk files. Video ini sangat berhubungan dengan masalah yang di alami kerabat. Saya cari di internet tetapi tidak berhasil menemukannya. Saya surrender. Beberapa hari kemudian, ada seorang kerabat lain mengirimkan video yang saya perlukan, dengan embel-embel pesan, “Video ini sangat bagus dan mesti di tonton”. What a little miracles.

“It,s not important what your heart hear. What is important is that you learn to listen.”

Di akhir tahun…
Banyak kawan datang ke Bali dan jalanan mulai melambat serta macet di mana-mana. Seorang kawan transit beberapa jam di Bali sebelum terbang ke Korea bersama keluarganya, karena kotanya tidak memiliki international airport. Kawan mengajak saya bertemu di coffee shop di sebuah mall terkenal yang merupakan pusat macet, di Kuta area, dan membawakan 2 kotak bakpao terkenal dari kotanya. Saya menolak. Bagi saya cukup menghabiskan energi pergi dan pulang dari tempat itu yang saya dapat dari pengalaman sebelumnya. Lebih baik energi, saya simpan untuk keperluan healing. Saya mengajak kawan bertemu di dekat bandara. Tidak begitu jauh dari tempat saya tinggal. Kami bertemu di halaman depan sebuah restoran besar, di jalan Kediri Tuban, setelah kawan menghabiskan makan siangnya di sebuah kedai Vietnam, pilihan anaknya, di jalan Legian.

Pasangan teman dari Holland, tengah berlibur ke Bali, di masa pensiunnya, dan menyukai tanaman dan bunga. Kebun rumah mereka yang di Holland, sering menarik perhatian teman-temannya. Tanaman mereka bisa berbunga dalam kurun waktu yang lama. Mereka sempat memperlihatkan video dan foto-foto. Memang tampak asri dan indah. Ada ide memberi kegiatan yang berhubungan dengan hobi mereka karena masih tinggal di Bali sampai musim semi tiba. Memberi aktifitas membuat kebun yang indah penuh bunga dan melatih staf di penginapan tempat mereka menginap saat ini. Saya akan membeli dan mengirimkan beberapa bunga, tanaman, dan alat berkebun untuk mereka. Kebun yang indah akan memberi nilai tambah kepada penginapan tersebut. Bunga memiliki energi yang besar, karena kebanyakan dari energi berkumpul di situ. Oleh sebab itu semua mahluk menyukai bunga yang merupakan simbol dari keindahan sekaligus kehidupan yang tidak permanen.

Di satu sisi…
Anak kerabat dekat tengah mencari jati diri di masa remajanya. Di rumah memiliki masalah relationship dengan keluarganya. Suka menyendiri dan ingin mengalami hidup sendiri. Orang tuanya menolak. Kebetulan saya pernah mengambil kelas NVC (Nonviolent Communication) dan mendapat kesempatan untuk mempraktekkannya. Mengundang sang anak tinggal bersama kami untuk beberapa hari setelah meminta persetujuan kedua orang tua dan anak itu sendiri. Di dalam sebuah relationship penting melihat needs dari orang lain dan perlu memberi ruang dan waktu. Tidak ada satu orang pun yang suka di kontrol. Semua mahluk memiliki kehendak bebas untuk mengembangkan eksistensi mereka. Saat orang lain merasa nyaman dengan kita, semua isi hati akan tercurahkan dan mempercayai kita. Dengan mendengarkan tanpa judgements, proses healing akan terjadi.

Seorang sahabat menutup permanen restoran yang dikelolanya di daerah Petitenget. Karena harga sewa tempat usaha mereka dinaikkan sebesar 50%. Terasa berat bagi sahabat, terlebih baru saja mengalami bisnis sepi karena pandemi. Saya di undang dan datang bersama anak kerabat dekat yang tengah tinggal bersama kami. Mendukung sahabat dengan hobi lamanya, yaitu melukis. Semoga sahabat mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan di sisa hidupnya yang telah memasuki usia senja. Sering rintangan hidup mengarahkan kita ke tujuan hidup yang lebih tinggi. Sudah saatnya bagi sahabat untuk hidup lebih rileks dari kerja keras selama ini dan mempraktekkan spirituality. Memberi cukup waktu untuk diri sendiri dan keluarga. Life is short and precious. Hampir semua furniture dan asesoris restoran di lelang dalam waktu satu bulan. Saya mendapatkan mother of pearl hanging lamp panjang idaman saya dan akan mengisi kebun pond meditasi. Sekaligus mengenang sahabat lewat sentuhan hasil karyanya.

Teman dari Penang mengirim pesan akhir tahun.
Mereview sepanjang tahun 2022. Dan mengatakan hal terindah yang dilakukannya adalah berbagi kamar dengan saya dan seorang kawan lain saat retreat di bulan September yang lalu. Pada awalnya teman menginginkan kamar untuk 4 orang, dipakai sendiri karena kuatir covid. Kamar saat itu sudah full. Namun akhirnya teman berubah pikiran, karena ada dasar tenggang rasa di hatinya. Sebelum tidur, saat kami berdua, teman mengatakan, nyaman berbincang dengan saya karena saya pendengar yang baik. Teman juga sempat menangis di hadapan saya di pertemuan ke-empat, saat merelease emosi terpendam tentang anak-anaknya dan mengatakan pertama kali bisa genuine terhadap diri sendiri. Kedepannya berusaha tidak menaruh harapan yang tinggi terhadap apapun, seperti yang saya sarankan. Karena akan membuat kecewa di saat harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Saya ikut bahagia teman merasakan damai.

Teman retreat lain berkunjung ke Bali bersama suaminya, seorang French chef yang mengajar di sebuah sekolah kuliner terkenal Prancis di Malaysia. Dari Nusa Penida setelah aktifitas snorkeling, mereka menuju Pura Uluwatu menonton kecak dance, saya ikut menemani. Ini merupakan pengalaman pertama saya. Suasana terasa gegap gempita, indah dan berwarna. Cuaca senja itu juga tampak bersahabat, setelah sempat di guyur hujan lebat di sertai angin kencang beberapa pekan terakhir. Setelah dance berakhir, ada sekitar 600 turis lain menunggu show selanjutnya. Sunset di ujung samudera Hindia sedikit tertutup awan di tengah puncak tarian. Sepasang penjor dan umbul-umbul tampak gemulai melambai, meliuk di tiup angin. Langit indah menawan, bersemu biru, jingga, dan lembut magenta. Semburat awan putih bak lukisan. Seakan ikut menjanjikan harapan indah di tahun baru ini.

Setelah itu kami dinner khas Bali bersama di daerah Nusa Dua. Keesokan harinya kami tidak bisa bertemu karena padatnya kegiatan trip mereka kali ini. Saya senang mereka menikmati waktu mereka di Bali. Teman mengirim pesan terimakasih dan sangat terkesan telah menerima mereka dengan hangat. Berjanji mengajak ke restoran favorite mereka, jika saya berkunjung ke Kuala Lumpur di lain waktu.

Bukankah indah dan manis? Kasih datang kepada kita. Begitulah cara energi bekerja. Apa yang kita pancarkan akan kembali kepada kita. Strong good intentions menggiring good energy. Niat tiba, energipun tiba. Seperti prinsip taiji. Saya bersyukur dan berterimakasih, juga terkesan, energi saya sekarang cukup kuat menarik hal-hal yang baik. Saya akan lebih tekun berlatih lagi. Sehingga bisa menarik hal-hal yang lebih besar dan memberi manfaat bagi diri sendiri dan sesama serta harmonis dengan alam semesta.

You have to grow from the inside out. None can teach you. None can make you spiritual. There is no other teacher, but your own soul.”

Namaste…

May all beings be happy n free from sufferings and cause of sufferings

❤️ you all

Wishing you a happy n prosperous New Year 2023. May all your goals n dreams come true.

Dear all family
Dear Pak Budiman Handjaja, Bu Wike, n friends from Circulation of Qi for Health Bali
Dear dr Benny Atnil n friends from Prana BSD
Dear Anny Go, Bagus Wijaya, n friends from FBC Bali
Dear Bu Astiti Hanati n friends from BMC
(My deepest gratitude and thank you for your unconditional love for giving me this opportunity n helping me grow)
Dear Fami Maliki, thanks for your beautiful photo choises
Dear Joji, my son, as always thanks for your help to download this song

Quotes-by Rumi, The Grounded Path Saragasch, Swami Vivekananda
You n Me-by Pedder B. Helland

4 comments
5 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

A human being is a part of the whole called by us universe, a part in limited time and space. He experiences himself, his thoughts and feeling as something separated from the rest, a kind of optical delusion of his consciousness. This delusion is a kind prison for us, restricting us to our personal desires and to affection for a few persons nearest to us. Our task must be to free ourselves from this prison by widening our circle of compassion to embrace all living creatures and the whole of nature in its beauty.”

Hari terakhir retreat di sebuah resort di daerah Bentong, Pahang, Malaysia.

Suatu pagi…
Teman sekamar mengajak saya untuk healing session dengan salah satu peserta senior. Karena memang suka belajar, dan terbuka kepada hal-hal baru, saya ikut menemani. Kebetulan saya memang orang pagi. Kami hanya bertiga di depan aula retreat. Tampak aula masih sepi. Teman memulai her healing session. Saya amati teman bergerak seperti melakukan gerakan senam ringan, sebelum akhirnya menangis halus. Agak kaget dengan apa yang terjadi, saya bergegas ke toilet, mengambil tissue dan memberikannya kepada teman. Saya lihat ada satu orang lagi datang dan di heal. Badannya bergerak, energinya mencari keselarasan. Saya pikir menarik juga. Maksud hati, hanya mengantar teman, akhirnya saya mengikuti healing session. Yang membuat saya terharu, senior melakukannya tanpa memungut biaya. Sebuah pelayanan di sela jeda waktu retreat. Saat di healing tidak terjadi sesuatu pada diri saya, badan saya diam, tidak bergerak. Namun selanjutnya dalam hitungan detik, saya mendesah dan seolah berbicara kepada diri sendiri. Setelah itu saya menangis sangat-sangat keras…boleh di bilang meraung…sebuah tangisan yang menyayat hati dan dalam. Padahal tidak ada yang menyakiti perasaan saya saat itu…Kaget sekali, saya seperti mengamati diri saya sendiri…saya banyak mengucapkan permintaan maaf dan penyesalan…ada terlontar kata-kata tentang keinginan untuk memperbaikinya…dan berulang mengucapkan terimakasih kepada Tuhan karena telah diberikan kesempatan. Selesai session, teman memberi tissue yang tadi saya berikan. Kenyataaannya, saya yang lebih memerlukannya. Mata saya terlihat sembab. Setelah itu, saya ingin tahu apa yang terjadi dan mendapat informasi, emosi blockages saya di heal 20 tahun ke belakang. Karena saya siap berkat sering latihan dan meditasi, serta sudah waktunya. Sudah takdir hal ini mesti terjadi dengan approval tes kinesiologi. Inner child saya setuju dengan proses healing ini. Dari pengalaman saya yang lalu, saya amati, Tuhan sering berbicara kepada kita, saat tidak ada ekspektasi di dalam diri kita. Setelah itu saya merasa sangat lelah. Dan memerlukan air mineral. Sekaligus hati terasa plong. Seolah ada beban berat yang saya pikul selama ini, terlepas.

Tiba di Bali, saya merasakan hati yang ringan dan damai. Keesokan harinya, saya bertualang ke 3 cafe di daerah pegunungan Kintamani, sendirian. Entah, batin menyuruh saya ke sana. Saat itu semua terasa indah dan seems to be in the right time and in the right place…sebuah aktifitas grounded yang tepat…What a wonderful world.

Seiring dengan latihan yang rutin saya lakukan. Saya berlatih lebih mendengar suara batin. Sekilas menengok ke belakang. Saya temui ada seorang Master yang melekat kepada status Master (Guru) nya. Saya terkesima saat saya memanggil hanya namanya, sang Master mempermasalahkannya. Terasa judgemental and controling. Saat meditasi, saya mendapat petunjuk, untuk mengekspresikan perasaan yang saya rasakan. Saya menulis email yang tidak akan pernah dilupakannya karena menurut Master itu, saya orang pertama yang berani melakukannya. Bahkan Gurunya tidak pernah meragukannya. Saya hanya mengikuti suara batin. Semoga Master berubah.

Seorang Master lain memperlakukan saya dengan kasar dan tidak sabar di depan teman lain, yang membuat saya menangis sesenggukan di dalam kendaraan yang membawa saya pulang, di hari terakhir kelas. Hal ini saya lihat dan dengar terjadi juga dengan teman-teman lain yang pernah belajar kepadanya, karena Master sangat kaku dan kukuh dengan prinsip-prinsip yang diyakininya. Tanpa disadari, sering meremehkan dan menyakiti perasaan murid. Inner child saya menginginkan saya melakukan sesuatu. Dan kali ini saya juga tidak tinggal diam dan mengirimkan email kepadanya. Saya ungkapkan perasaan saya dan mengatakan saya tidak bahagia dengan perlakuannya. Dan jangan pernah mengulangi perlakuan tersebut kepada saya atau kepada siapapun. Sebuah trauma mendalam yang pernah saya alami di masa remaja, karena tidak berani bersuara membela diri, untuk sesuatu yang tidak saya lakukan, sudahlah cukup. Emotion blockages di waktu lampau belum tuntas saya sembuhkan, saya tidak mau menambah dengan emotion blockages yang baru. Sang Master meminta maaf dengan lembut dan menawarkan waktu siang khusus bersamanya, membahas materi yang tidak saya mengerti bersama seorang kawan. Saya rasakan trauma masa lalu saya, sudah lebih baik. Proses latihan yang rajin saya lakukan membuahkan hasil. Saya mulai berteman dengan Diri saya yang sejati. Vibrasi yang kita pancarkan, bisa dirasakan orang-orang di sekitar kita. Dengan rutin berlatih membuat vibrasi kita tambah lama akan semakin kuat dan mengubah cara orang lain memperlakukan kita. Pada dasarnya, semua orang sebenarnya baik. Tidak ada manusia yang sempurna. Sekalipun mereka menyandang gelar Master, tetaplah manusia biasa yang masih berproses. Master (Guru) tidak selalu benar. Guru yang saya perlukan adalah Guru yang juga mau mendengarkan, simbol dari kerendahan hati dan bisa membawa saya ke pemahaman yang lebih dalam. Menyandang gelar Master sebenarnya sangat berat. The real Masters semestinya sosok manusia yang sudah memiliki kualitas diri less ego, less anger, little hatred, and less of fears. Entah kenapa, di dunia ini banyak orang yang sangat menginginkan gelar ini padahal belum tentu memiliki kualitas seorang Master.

Master mau mendengar dan ada niat untuk berubah menjadi pertimbangan saya dan bukti dari ketulusan hatinya. Saya sudah memaafkannya, sebelum saya mengirimkan email. Tidak bisa melupakan dan memaafkan hanya akan membebani batin saya. Terlepas dari keinginan untuk mendapat persetujuan dan rasa takut membuat saya bebas mengemukakan isi hati saya. Bukankah ini sesuatu yang sangat indah?

Teringat cerita seorang teman. Siddartha Gautama di jamannya juga mengalami pertentangan batin dengan Guru spiritualnya, yang mengharuskan bertapa dan menyiksa jasmani dengan berpuasa ekstrem hingga tinggal tulang belulang. Setelah 6 tahun, tidak ada jawaban yang di terima. Siddartha tersadar, merasa hal itu tidak benar dan mendengarkan suara batin dengan mengambil Jalan Tengah saat ditawarkan semangkok nasi. Siddartha juga minum air dan mandi di sungai. Hal ini membuat Siddartha kehilangan 5 pengikutnya, yang beranggapan Siddartha telah menyerah menjalani hidup sebagai seorang pertapa. Bahkan pertapa yang meramal Siddhartha akan menjadi seorang Buddha juga meragukan hasil ramalannya sendiri dan mengatakan Siddartha telah gagal. Beberapa hari kemudian, setelah tubuhnya kembali kuat, Siddartha bermeditasi di bawah pohon Bodhi dan mencapai pencerahan sempurna. Sebelum berpulang, Buddha bersabda kepada murid-muridnya untuk tidak sekedar mengikuti pemimpin, tetapi harus menjadi terang bagi diri sendiri.

Dengan rajin melepas fears perlahan love akan muncul. Saat kita melampaui ketakutan yang tertanam di alam bawah sadar, suatu saat, kita akan sering menemukan aha moment, dan menemukan kebenaran yang lebih sejati. Ini memerlukan latihan yang konsisten. Dan saya menyadari ini akan memakan waktu yang sangat lama…kemungkinan besar akan menghabiskan waktu sepanjang hidup saya. Tetapi semuanya terasa terbayarkan dengan progres yang saya dapatkan. Dan saya selalu senang melakukannya.

Saya banyak menemui komunitas atau orang-orang baru yang membantu proses pembelajaran saya. Suara batin sangat penting kita dengarkan. Semakin sering didengarkan, kita akan lebih sensitif dan batin akan sering berkomunikasi dengan kita. Membimbing dan memberi kita petunjuk ke arah tujuan hidup kita yang sebenarnya di dunia ini.

Akhir-akhir ini…
Saya juga sering menerima kebaikan yang tulus dari keluarga, kerabat, maupun orang-orang yang baru saya kenal. Dan saya merasa nyaman dan pantas menerimanya. Saya juga sering ingin berbagi. Selalu ingin bantuan yang diberikan di terima oleh orang yang tepat dan bermanfaat. Tidak melupakan orang-orang yang telah berjasa kepada saya. Dan memperhatikan mereka. Baik yang mengajar saya dengan cara yang baik atau dengan cara yang negatif. Bagaimanapun, karena mereka, saya bisa belajar, berlatih, dan mendapat kesempatan emas untuk menaikkan kesadaran saya.

The most basic and powerful way to connect to another person is to listen. Just listen. Perhap the most important thing we ever give each other is our attention…A loving silence often has far more power to heal and to connect than the most well-intentioned words.”

May all being be happy n free from sufferings and cause of sufferings

❤️ you all

Dear PK Chan n Francisca, thanks for your unconditional love
Dear Yenche, thanks for your inspirations
Dear my son, Joji, thanks for your faithful n kindness to help me to download this song

Quotes-by Albert Einstein, Rachel Naomi Remen
You and Me-by Anne Trenning

4 comments
7 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

KAIZEN HEALING

by Surijani

Small actions are at the heart of kaizen. By taking steps so tiny that they seem trivial or even laughable, you’ll sail calmly past obstacles that have defeated you before. Slowly – but painlessly! – you’ll cultivate an appetite for continued success and lay down a permanent new route to change.”

Filosofi Kaizen…

Istilah ini pertama kali saya dengar dari anak bungsu pemilik bank swasta terbesar di Indonesia. Saat itu kami satu group dari daerah melakukan kunjungan ke salah satu pabrik rokok paling ternama di kota Kudus atas undangan mereka. Dalam perjalanan di dalam bus, bapak pimpinan bank ini mengenalkan istilah kaizen, memperbaiki manajemen secara terus menerus. Dan berhati-hati di dalam mengikuti investasi yang lagi trend. Karena segala sesuatu saat mencapai puncak, biasanya akan mengalami siklus turun. Di sinilah pentingnya kaizen, saat siklus turun kita bisa membeli investasi bagus dengan harga murah, karena siap dengan hard cash dan menunggu saat yang tepat. Tampaknya Bapak ini memahami cara kerja energi, tentang filosofi yin and yang. Segala sesuatu di dunia ini mengikuti siklus kehidupan dan tidak ada sesuatupun yang permanen dan berlangsung selamanya.  Alam semesta berserta isinya bergerak dinamis dan berevolusi, mengalami perubahan. Untuk bertahan kita mesti selalu memperbaiki diri mengikuti jaman.

Tanpa terasa enam tahun telah berlalu…Saat ini saya mengamati, tengah mempraktekkan kaizen. Bukan sebagai perusahaan, tetapi sebagai manusia yang terus memperbaiki dan membenahi diri di dalam. Saat ini saya menyukai bersih-bersih rumah, juga persediaan makanan yang ada di dalam referigerator dan freezer.

Suatu hari saya melihat persediaan insence stick untuk puja rutin mulai menipis. Alih-alih berencana membeli, saat bersih-bersih, saya menemukan insence stick yang persediaannya cukup untuk 3 tahun! Kebanyakan insence stick saya beli atau merupakan oleh-oleh dari luar negeri. Sudah berumur belasan tahun, memiliki ukuran pendek tanpa tangkai dan smokeless. Aroma wanginya seperti ritual spa. Ada wangi rose, lavender, frangipani. Biasanya saya akan menyimpannya kembali karena merasa sayang untuk menggunakannya. Di kulkas dan freezer, saya juga banyak menemukan makanan yang hampir kadaluarsa. Langsung saya manfaatkan dan sebagian buat makanan anjing liar di luar yang perlu perhatian serta burung juga semut-semut di halaman rumah. Terlebih saat pandemi, saya merasakan banyak dari kita membeli lebih dari yang kita butuhkan. Sering karena tenggang rasa membantu teman. Di banyak belahan bumi, sampah masker dan kemasan makanan pun jadi bertambah menumpuk karena pesanan makan on line. Banyak orang tiba-tiba mempunyai hobi membuat kue di rumah. Penjual alat dan bahan kue mendulang keuntungan yang sangat besar. Banyak pula yang mengalami obesitas dan kadar gula di dalam darah mengalami peningkatan, terutama para lansia, yang ruang geraknya menjadi terbatas. Praktek Kaizen menyadarkan kita. Saya mulai memiliki pemahaman lebih mendalam, segala sesuatu mesti bermanfaat dengan baik dan mulai mempraktekkannya. Segala sesuatu diperlukan secukupnya, semakin sederhana semakin baik. Yang tidak diperlukan lagi, saya berikan kepada yang memerlukan atau di jual secara on line. Rumah menjadi bersih dan ringan. Energi bersirkulasi dengan lancar tanpa halangan. Saat bersih-bersih, saya juga menemukan kembali kartu akses dan kunci yang sempat hilang di tempat yang tidak saya duga. Karena energi yang ringan, kita bisa menangkap petunjuk malaikat pembimbing yang menuntun kita. Proses ini mesti kita lakukan secara berkesinambungan.

Energi baru kita, akan menarik hal-hal yang sesuai dengannya bahkan terkadang sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan dan pikirkan. Kita akan menyukai hal-hal baru, yang memperkaya batin kita. Kapasitas kita untuk memahami sesuatu juga ikut berkembang. Konsep ‘less is more dan simple is beautiful’ akan kita pahami maknanya secara lebih mendalam, bukan hanya sebatas kata.

Suatu kesempatan…Sahabat lama, istri seorang kerabat dekat yang menetap di Vietnam, menulis pesan akan mengunjungi suaminya di Bali selama 3 malam. Karena mendengar ada sedikit gangguan kesehatan. Kami makan dimsum bersama di sebuah mall di daerah Jimbaran. Sahabat mengajarkan saya natural detox untuk membersihkan toxin di dalam saluran pencernaan kita. Dengan 12 gelas air hangat di campur 1/2 sdt raw seasalt organic, di masing-masing gelas, di saat bangun pagi dan kondisi perut kosong. Di minum dengan sela waktu 5 menit. Waktu jeda, baik digunakan untuk olah raga ringan, menggerakkan badan ke kanan dan ke kiri. Biasanya saat gelas ke 10, proses cleansing akan terjadi. Mulai sering ke toilet. Sehingga perlu menyisihkan waktu 1 hari khusus untuk detox. Malam hari untuk mengembalikan tenaga, disarankan minum air bubur kacang hijau atau bubur cair hangat dengan seasalt. Sahabat sekarang rutin melakukannya setiap enam bulan, karena telah merasakan hasilnya, sebelumnya setahun hanya sekali. Saya seperti mengulang beberapa pelajaran di masa lalu, yang perlu saya realisasikan saat ini. Tubuh kita perlu diperhatikan. Bertahun-tahun kita memasukkan sesuatu berdasar keinginan, kesenangan dan nafsu duniawi kita. Bukan berdasar apa yang tubuh kita perlukan. Tubuh perlu di detox supaya kondisinya tetap harmonis dan balance. Saat mulai peka, kita akan bisa memahami apa yang diperlukan tubuh kita. Dan kecenderungan untuk mengeksploitasi tubuh tanpa sadar menjadi berkurang.

Suatu hari di waktu pagi…Tanpa sengaja saya diperkenalkan dengan seorang pelatih ping pong oleh seorang kerabat dekat di daerah Nusa Dua. Saat pertama berlatih ping pong, saya merasakan ada chemistry. Saya jadi teringat dengan tetangga di masa kecil yang memiliki meja ping pong, dan sering mampir ke rumahnya tanpa pernah berlatih serius, karena merasa kurang nyaman dan merasa ping pong tidak mewakili karakter saya yang pemalu. Saat itu saya belum mengenal diri saya yang sejati dan belum memiliki Self-Love yang sebenarnya. Bukan suatu kebetulan, pelatih saya yang sekarang memiliki elemen diri yang harmonis dengan elemen diri saya. Jadi Bapak ini bisa melengkapi kekurangan saya dan bisa mengarahkannya ke arah yang baik dan benar. Bapak pelatih mengatakan, pingpong merupakan olah raga yang paling rumit. Namun tidak membuat tubuh kita terlalu lelah, walau lama bermain.

Selain ping pong, saya juga tertarik latihan archery. Bagi saya archery memiliki sisi yang indah. Saya menyukai segala sesuatu yang indah, memerlukan fokus serta konsistensi.

Saat saya berada di Jakarta…Seorang kerabat Jepang meminta bantuan untuk mengunjungi sebuah cafe di daerah Tebet, yaitu Kouji Genki Project. Kerabat belum memiliki kesempatan untuk datang ke Jakarta. Cafe ini sangat spesial karena memiliki barista dengan kebutuhan khusus dan baru grand opening di bulan Agustus. Cafe ini juga memperkerjakan beberapa staf autis. Saya mengamati seorang staf yang melayani saya, sangat aktif mondar-mandir namun sangat helpful. Anak-anak autis kalau diarahkan baik, juga bisa bekerja dan berkarya seperti anak lain. Barista ini merupakan generasi ke-3 dari veteran Jepang PD ll yang membantu pejuang Indonesia. Salah satu dari 107 veteran yang makamnya tersebar di Kalibata, Medan, Jogya, serta Surabaya. Di lantai 2 terdapat museum dan foto-foto bersejarah. Jika datang dalam group bisa menyaksikan videonya dari screen. Foundation ini banyak membantu bukan hanya kalangan Japindo (Japan Indonesia), tetapi juga warga lokal yang tersebar di Indonesia.

Setelah melakukan praktek dan latihan yang intens, saya memahami, mengikis samsara adalah sesuatu yang sangat penting. Suatu proses panjang dan terlihat sia-sia dengan kurun waktu yang lama. Banyak yang tidak sabar dan melupakan proses ini. Menginginkan hasil yang instan. Sebagian melakukannya dengan cara terbalik dan banyak melakukan pengekangan yang hasilnya sangat berbahaya dan menyebabkan stres bertambah. Andai sabar melakukan latihan di sela-sela kesibukan…lambat laun kita akan bisa melihat dan merasakan hasilnya. Dengan intens mengikis samsara, energi kita menjadi ringan. Sumbatan meridian banyak yang terlepas, mengakibatkan perubahan dan transformasi energi di dalam diri. Kita seperti terlahir kembali dan memiliki pemahaman baru yang lebih dalam. Saat itu, segala sesuatu seolah berada pada tempatnya, sesuai dengan kapasitas latihan yang kita lakukan dan seberapa dalam tingkat samsara yang kita miliki. Tiba-tiba secara otomatis, penampilan kita menjadi sederhana, bisa mengurangi makan daging, shopping, hal-hal yang membuat kecanduan, bergosip ria, dengan alami, tulus, tanpa paksaan. Menjadikan diri kita, pribadi yang lebih baik dan komplit dari diri kita sebelumnya.

The Kaizen Philosophy assumes that our way of life – be it our working life, our social life, or our home life – deserves to be constantly improved.”

May all beings be happy n free from sufferings and cause of sufferings

❤️ you all

Quotes-by Robert D. Maurer, Masaaki Imai

Rose Petals-by Peder B. Helland

(special thank you to my sister, Indra, who has introduced this song, n my son, Joji who helped me to download this song)

thanks for the inspirations to Armand Hartono,Vanessa, Pak Mang Beta Club, Yachiyo-san

my deepest gratitude to Fahmi Maliki for his contributions to katalis.life

17 comments
3 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

…aku bukanlah lilin kecil. Tapi obor yang indah. Yang bisa ditegakkan setiap saat. Dan aku ingin meyalakannya, seterang mungkin…sebelum menyerahkannya kepada generasi mendatang…

Di dalam kehidupan sehari-hari, siapapun itu, pasti kita tidak terlepas, dan pernah menghadapi serta berhubungan dengan orang-orang yang memiliki karakter sulit. Orang-orang yang memiliki jiwa kompleks dan sangat sulit untuk dibahagiakan. Setiap hari sibuk mencari mangsa dan berusaha menguras energi yang kita miliki. Bagi awam yang kurang berpengalaman dan terlatih, akan mudah untuk menjadi korban. Dan ikut terbawa arus drama kehidupan yang sangat melelahkan. Benar-benar melelahkan.

Di sini yang menjadi masalah utama adalah pencari perhatian. Kerasnya keinginan untuk diakui. Self identity. Fear. Mengapa orang sangat mudah terbawa emosi? Kemarahan adalah bentuk pertahanan dari ego dan perasaan tidak aman. Kalau ditelusuri, seseorang menjadi marah sebenarnya karena secara tidak sadar merasa tidak bahagia, kurangnya pemahaman terhadap diri sendiri dan tidak memiliki self-love. Pernah mengalami trauma di masa lalu yang emosinya belum selesai di proses dan memiliki luka batin yang dalam dan terprogram di alam bawah sadar. Dengan tidak memahami diri sendiri otomatis membuat kita tidak bisa memahami orang lain. Lupa menghargai kesempurnaan karunia Tuhan karena batin yang sibuk. Selalu merasa diri tidak lengkap. Mengharap orang lain yang melengkapinya. Dengan memakai standard, pengharapan, dan proyeksi dari program pemikirannya sendiri.

Berusaha membuat diri menjadi lengkap dengan mencari ke luar. Membuat semakin jauh dari esensi diri sejati. Hal itu semakin membuat kita tidak merasakan bahagia yang lebih permanen. Semestinya kita menyelam ke dalam, menyembuhkan dan memperbaiki diri dari akarnya, mengolah batin kita, sehingga pada akhirnya kehadiran kita bisa membantu menyembuhkan sesama.

Blue zones merupakan sedikit daerah di dunia yang penduduknya memiliki life longevity di bandingkan dengan daerah lain. Seperti Okinawa (Japan), Sardinia (Italy), Nicoya (Costa Rica), Icaria (Greece), and Loma Linda (California, USA). Non ilmiah research membuktikan bahwa hidup dengan ringan dan bahagia, serta sederhana, merupakan salah satu syarat untuk memiliki umur panjang. Selain faktor makanan, lingkungan dan genetik.

Tekun melatih diri membuat kita tidak lagi terpengaruh arus drama kehidupan yang tidak ada ujungnya. Ada sesuatu yang solid di dalam jiwa yang membuat kita tidak mudah tergoyahkan. Merasa komplit dengan diri sendiri dan bahagia akan menimbulkan compassion. Latihan terus menerus tanpa target pada akhirnya menimbulkan pencapaian. Semuanya merupakan proses akumulasi. Suatu saat, kita akan terharu, tiba-tiba bisa memahami kebenaran yang lebih sejati. Hidup adalah proses pembelajaran yang berkesinambungan. Dua hal penting yang kita butuhkan di dalam melatih diri adalah yi (intention) yang kuat dan chi (life force energy).

Salah satu pelatihan diri adalah dengan meditasi, melihat ke dalam diri, kita memberi jeda dan waktu kepada emosi untuk berproses dan menyembuhkan diri. Menjadi witness dari batin kita. Mempelajari seni berkomunikasi tanpa menyakiti (nonviolent communication), pengetahuan energi dan 5 elemen, terhubung dan harmonis dengan alam semesta. Ada saatnya kita mesti mundur sebelum bersiap maju kembali. Yang terlihat kalah belum tentu kalah. Ada waktunya mesti berlatih dan mempersiapkan diri untuk berjuang kembali. Ada yin ada yang, ada atas ada bawah, keras lembut, tinggi rendah. Inilah inti keharmonisan. Mengetahui rahasia alam semesta membuat kita lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Dengan memahami bagaimana energi tercipta, pada akhirnya membuat kita melihat segala sesuatu di dunia ini dengan lebih datar. Lebih tanpa emosi. Tidak ada baik, tidak ada buruk. Tidak ada benar, tidak ada salah. Semua adalah pembelajaran hidup untuk membuat jiwa kita menjadi lebih kuat dan bertumbuh.

Saya bahagia mendengar pengakuan seorang kerabat dekat yang sembuh luka batinnya karena didengarkan. Semua memerlukan kesiapan diri. Memberi perhatian dan hadir saat kerabat menghadapi masa sulit sangat penting. Jarang yang memberi waktu untuk mendengarkan. Karena kita terlalu sibuk. Biasanya always about me, me, and me. What do I get? Sepertinya di dunia ini semua di nilai dengan material dan identity.

Di sisi lain…
Seorang kerabat lulus menghadapi ujian berat, efek dari pandemi. Setelah selama 6 bulan bergelut dengan ego dan pikirannya sendiri. Akhirnya kerabat bisa menerima kenyataan saat ini dengan meredam banyak keinginan dan merelakan sebuah villa untuk di jual. Kerabat lega beban berat terangkat dan merasa telah mengambil keputusan yang tepat.

Seorang kerabat lain tengah menghadapi ujian prahara rumah tangga. Membuatnya benar-benar terpukul secara mental dan fisik. Ini disebabkan karena kerabat belum cukup terlatih. Ada pelajaran yang mesti di ambil hikmahnya. Untuk bertumbuh perlu waktu. Ada secercah harapan, saat mulai mempertanyakan bahagia sejati serta mematahkan ilusi dan delusi. Andai lulus ujian, akan menjadikannya pribadi kuat dan kehadirannya bisa menyembuhkan sesama yang mengalami hal yang serupa. Secara alami kerabat akan memiliki pengetahuan dari pengalamannya itu. Semakin keras pelajarannya, kerabat akan semakin bersinar dan vibrasinya akan mampu menginspirasi yang lain. Pukulan keras di dalam relationship dan gangguan kesehatan, membuat kita melihat sangat jauh ke dalam, dan belajar lebih cepat ke arah spiritual. Bersikap lebih terbuka untuk segala kemungkinan dan mulai berubah.

Di negara Jepang ada di kenal istilah kintsugi yaitu seni merekatkan keramik yang pecah dengan benang emas atau resin bercampur emas. Filosofinya adalah keramik yang pecah atau retak bisa kembali indah. Setelah direkatkan dengan emas dan bertransformasi, ia terlihat semakin indah, bersinar, dan mempesona.

Meningkatnya kesadaran diri adalah kunci terlepas dari samsara. Bisa menerima hidup dan diri apa adanya, serta selaras dengan the Universe. Memahami lebih mendalam filosofi wabi-sabi…beauty in imperfections. Di kehidupan ini banyak yang memerlukan bantuan untuk didengarkan dan disembuhkan. By healing ourselves, we will heal others.

Apa yang dikatakan para Master, adalah kebenaran, “Hanya orang bahagia yang bisa membahagiakan orang lain. Hanya mahluk tercerahkan yang bisa mencerahkan mahluk yang lain.”

Terkenang puisi indah yang di kirim seorang sahabat…

Whether it opens or closes…
There is no ultimate goal
Just accept and let it go
Again and again

The path of golden shining light has already been here, ready for me to appear

When I realize that it was the footprint of my heart, then the flower opens infinitely and disappears without a trace…

May all beings be happy n free from sufferings n cause of sufferings

❤️ you all

Quotes-by George Bernard Shaw
Poetry-by Nanaka Abayomi

Secret Garden-Song from Secret Garden

 

4 comments
2 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

“By closing your heart you are not really protecting yourself from anything, you are just cutting off your source of energy, and locking yourself inside.”

Seperti biasa, saya menulis saat ada sesuatu yang benar-benar menggerakkan batin saya. Terhubung dengan batin paling dalam yang membisikkan, ada sesuatu yang mesti saya bagikan buat sesama.

Satu tahun telah berlalu…
Banyak kejadian yang kembali mengingatkan saya, bahwa hidup ini anicca, tidak permanen. Membuat keinginan melatih diri, semakin mengental. Bagaimana cara terus memupuk diri agar terlepas dari samsara. Menjalani hidup dan kehidupan dengan bahagia yang lebih sejati. Iya…hidup hanya sekejap mata. Waktu kita yang terbatas di dunia ini jangan sampai tersia-sia.

Belajar dari proses perjalanan hidup yang saya lalui, ada hal yang saya perhatikan, betapa pengampunan sangatlah penting. Pengampunan adalah sesuatu yang sangat mendasar di dalam internal practices, walau ada banyak tantangan untuk melakukannya. Dan memang tidak mudah, karena ego selalu mencari jalan untuk mempertahankannya. Ego akan menang dan sangat girang kalau kita selalu berada di dalam cengkeramannya. Tetapi dengan melatih diri secara  konsisten dan fokus, perlahan, semua akan bisa kita atasi. Dengan mengampuni diri sendiri dan orang lain, kita bisa bangkit dan melanjutkan perjalanan hidup kita.

”Only you can take inner freedom away from yourself, or give it to yourself. Nobody else can.”

Di dalam mengarungi kehidupan…
Kita semua sering membawa beban masa lalu, ke saat ini yang bukan merupakan kenyataan. Menjalani hidup dengan memikirkan masa lalu yang telah berlalu dan memikirkan masa depan yang belum tentu terjadi. Di sini akan terjadi pemborosan energi. Segala sesuatu yang kita lakukan memerlukan energi. Alangkah baiknya, kalau energi yang sangat berharga, kita curahkan ke saat ini. Ke tujuan hidup yang lebih tinggi dan sejati. Memperbaiki character deffects, trauma yang kita bawa dari kehidupan terdahulu dan masa lalu serta self limiting belief yang melekat di dalam diri kita.

Tugas kita di dunia ini adalah menyapu sampah-sampah yang telah kita bawa semenjak dilahirkan. Bukannya dengan intens menambah sampah-sampah baru. Yang membuat permata dan sumber energi Ilahi bertambah tertutup dan sinarnya terhalangi oleh pekatnya sampah yang membungkus. Menyembuhkan trauma masa lalu dan memperbaiki character deffects, secara otomatis meningkatkan kapasitas diri kita.

Latihan internal sangatlah penting. Latihan yang dilakukan secara konsisten, akan membentuk pola. Semakin lama, pola akan semakin jelas. Dan lama-lama akan menjadi kebiasaan kita. Selanjutnya menjadi karakter dan bagian dari diri kita yang tidak bisa dipisahkan. Body inteligent akan mengikuti apa yang telah kita lakukan dengan konsisten. Dan ini akan menimbulkan Kesadaran baru.

Saat pikiran, tubuh, emosi, dan energi berada di dalam satu arah dengan intention yang konsisten, akan terjadi keselarasan yang memungkinkan transformasi dan manifestasi terjadi. Saat itu alam semesta akan berkonspirasi membuat hidup kita menjadi lebih mudah. Dan hidup kita menjadi lebih ringan dan beruntung. Banyak kesempatan baik menghampiri dan banyak dewa penolong yang akan membantu kita. Pesan bisa bersumber dari siapa, apa, dan dari mana saja. Kita mesti sensitif menerima pesan yang datang dan menghubungkan benang merah setiap kejadian. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Latih dan pastikan pesan yang di bawa oleh orang-orang atau benda-benda di sekeliling kita. Mungkin itu adalah sesuatu yang kita butuhkan, dan mengarahkan ke tujuan hidup kita yang sebenarnya.

”The spiritual journey is one of constant transformation.
In order to grow, you must give up the struggle to remain the same, and learn to embrace change at all times.”

Merupakan suatu kesempatan berharga dan langka berada di sekeliling Masters. Saya mendapat kesempatan mengamati dan mempelajari cara kerja dan berpikir mereka. Berhubungan dengan Masters lebih mempercepat progres dan proses pembelajaran kita. Lingkungan yang tepat membentuk kita dengan baik. Dengan melemahkan ego, kita akan lebih mudah menjalin relationship dan terhubung dengan Masters atau siapa saja di dunia ini. Saya selalu merasakan joy and happiness bersama mereka. Sebuah tingkatan di mana hidup dan karya tidak lagi ditujukan untuk diri sendiri, tetapi didedikasikan untuk sesuatu yang memberi dampak lebih besar, membantu dan melayani sesama. Hidup seorang Master bukan berarti terbebas dari persoalan. Yang membedakan adalah reaksi mereka dalam menyelesaikan setiap ujian kehidupan yang datang. Meminjam istilah seorang kerabat, mereka adalah manusia-manusia yang telah selesai dengan dirinya sendiri.

May all beings be happy n free from sufferings and cause of sufferings

❤️ you all

Spiritual quotes-by Michael Singer
Sundial dreams-by Kevin Kern

 

 

4 comments
1 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

“In Your light I learn how to love;

In Your beauty, how to make poems;

You dance inside my chest where no-one sees You;

But sometimes I do, and that sight becomes this art.”

Saya pandang di kaki langit tidak banyak gumpalan awan. Tempat berpijak ini terasa sedikit berangin karena letaknya dekat dengan pantai. Langit sangat cerah ketika saya menginjakkan kaki di sebuah villa di daerah Pererenan untuk mengikuti storytelling workshop. Seperti biasa, saya di sambut Ibu Nyoman. Terdengar renyah suaranya, murah senyumnya. Keramahannya langsung memberi rasa nyaman. Energi Ibu Nyoman sangat menarik hati saya karena penuh dengan love and care. Dahulu Ibu Nyoman bekerja dengan seorang expat di destinasi terkenal Poppies Lane, Kuta. Kejadian bom bali, membuat restoran tutup. Setelah itu Ibu Nyoman bekerja dengan expat lain di sebuah villa di Pererenan. Suatu saat karena alasan tertentu, villa di jual kepada salah satu kerabat dan semua staf ikut pemilik villa yang baru. Namun hubungan pemilik lama dengan Ibu Nyoman masih berlangsung. Saat pemilik lama berkunjung ke Bali, masih sering meminta bantuan Ibu Nyoman untuk membersihkan villanya yang lain, saat off time. Saya menyukai pisang goreng, tetapi villa di sini tidak menyediakan penganan favorit saya. Ibu Nyoman berjanji akan membuatkannya di rumah untuk saya, kalau datang lain kali. Saat menikmati kelapa muda yang menjadi andalan villa ini, Ibu Nyoman bercerita, ada tamu yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya beberapa hari setelah pindah villa. Tamu terlambat memperpanjang waktu stay dan sudah di isi tamu lain. Tamu tengah depresi dan membutuhkan teman bicara yang nyaman. Sering kita tidak menyadari, healing energy kita menyembuhkan jiwa lain yang sangat membutuhkan. Banyak orang datang dari berbagai belahan dunia ke Bali untuk proses healing dan pencarian jati diri. Ada banyak Ibu Nyoman-Ibu Nyoman yang lain.

“Words are a pretext;

It is the inner bond that draws one person to another, not words.”

Di area Kuta, ada sebuah tempat yang suka saya kunjungi. Energi pemilik dan business partnernya sangat mendamaikan hati. Omakase dan the ritual art of Japanese tea ceremony, powdered green tea Sado atau Chado, the way of tea. Di sini kita tidak hanya datang untuk minum teh, tetapi juga membangun net working dengan pemilik energi yang sama. Informasi, terutama tentang kuliner yang tengah menjadi topik hangat juga menjadi kekuatan di tea house ini. Menempati area yang tidak terlalu besar, tetapi tetap terasa ada ruang, karena hanya menerima maximum 5 tamu saat PPKM. Saya bayangkan, tempat lain sudah pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kalau banyak tamu datang ke tempat usaha mereka. Namun inilah kelebihan tempat ini yang tidak bisa saya jumpai, di banyak tempat. Secara tidak langsung, tea house ini mengaplikasikan esensi dari Zen. Mindfulness. Tahu kapan merasa cukup. Kenyamanan pelanggan menjadi pertimbangan utama. Saya menyaksikan seni menuang teh, seperti meditasi dalam gerakan. Sado membuat pikiran tenang dan mempererat koneksi jiwa dengan ahli pembuat teh ( Tea Master). Tersedia dari penyajian traditional sampai modern. Pilihan favorit, matcha beer sangat menyegarkan di tengah terik.

“Respond to every call, that exites your spirit.”

Di pegunungan daerah Kintamani, terdapat sebuah resort yang didirikan oleh seorang relawan untuk East Timor dan Bali yang berasal dari Jakarta yang sudah menjadi warga negara Australia. Kehadiran resort yang sebelumnya menjadi rumah singgah bagi volunteer workers, terasa seperti mata air di tengah lebatnya hutan pinus. Di bagian bawah belakang resort, terdapat semacam onsen (permandian air panas) yang dikendalikan dengan mesin karena di area ini tidak ada sumber air panas. Resort sangat artistik di buat langsung dengan sentuhan detail pemiliknya. Dimana pemilik resort bisa total mengekpresikan imajinasinya. Resort terdiri dari beberapa joglo yang dimodifikasi. Ruang kosong bawah yang disangga 4 tiang dijadikan kamar. Membuat joglo tampak bertingkat. Joglo paling tua di buat di tahun 1910 dan sudah berumur lebih dari 110 tahun. Mengunjungi resort seperti mempelajari sejarah. I can feel the peaceful energy. Tersedia tempat untuk meditasi dan amphitheatre untuk pertunjukan kesenian daerah. Koi pond menjadi daya tarik tersendiri dengan purple Iris flowers yang bibitnya didatangkan langsung dari Australia. Iris berarti pelangi di dalam bahasa Yunani. Juga tampak pahatan simbol dari ke-7 cakra dan bisa di lihat saat turun dari area restoran. Kalau beruntung, kita bisa menyaksikan jajaran 7 mountains diantaranya Gunung Catur, Gunung Batukaru, Gunung Sanghyang dari restoran. Juga bisa menikmati alunan denting piano yang dimainkan oleh seorang Master sekaligus business partner dari pemilik resort.

“There is a candle in your heart, ready to be kindled;

There is a void in your soul, ready to be filled;

You feel it, don’t you?”

Kisah pembuat singing bowl.
Selama bertahun-tahun, singing bowl di buat untuk mengejar materi semata. Suatu saat pembuat singing bowl terganggu kesehatannya dan mendapat sound treatment dari seorang healer. Energi yang tidak selaras menimbulkan sumbatan di meridian. Healer memberikan nasehat untuk membuat singing bowl dengan curahan hati. Pembuat singing bowl mengikuti nasehat sang healer. Sejak saat itu yang berminat membeli singing bowlnya meningkat. Terutama dari luar negeri dan kesehatannya berangsur membaik. Bahkan sang pembuat singing bowl bisa membeli lahan dan menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri. Intension yang baik menghasilkan hasil yang baik pula.

“Goodbyes are only for those who love with their eyes;

Because for those who love with heart and soul;

There is no such thing as separation.”

Kisah hotel near Ghorepani, di Poon Hill, Nepal. Tempat trek terkenal untuk melihat jajaran Himalaya. Hotel terletak di ketinggian 3.200 metres, di atas permukaan laut. Pemilik hotel merupakan salah satu team perenang National Nepal. Dan sering melanglang buana. Saat traveling banyak belajar hal-hal baru dari negara lain. Termasuk kuliner. Pemilik hotel pernah memperkuat team Canada sebagai a competitive diver sebelum kembali ke Nepal untuk membangun hotel, dan memiliki keahlian memasak yang baik. Bisa menghidangkan makanan international. Dan menjadi salah satu andalan hotel ini. Suatu saat hotel dikunjungi pejabat penting China. Pemilik hotel sangat bahagia dan merasa sebuah kehormatan didatangi tamu penting. Pemilik hotel memberi gratis semua pelayanan hotelnya. Pejabat China kaget, karena mereka berkunjung dalam satu group, sudah tentu nilainya tidak sedikit. Namun pemilik hotel tulus membebaskan semua biaya. Saat berbincang, sang pejabat bertanya, apa yang dicita-citakan pemilik hotel. Pemilik hotel ingin tenaga listrik masuk ke area hotelnya. Tidak lama kemudian, cita-cita pemilik hotel terealisasi. Tenaga listrik tidak hanya menerangi hotelnya. Tetapi juga seluruh desa di sana. Sangat nyata ketulusan dan kesungguhan hati, memiliki energi yang besar untuk menarik sesuatu yang lebih fenomenal.

“Wherever you are, and whatever you do, be in love.”

Suatu kesempatan setelah makan siang…
Saya mengantar seorang teman dari luar kota minum jamu dan penganan ringan di sebuah gallery perhiasan di daerah Petitenget. Saya menyukai ruang yang ditawarkan di belakang gallery. So beautiful and peaceful. Ada gapura yang bisa menjadi latar untuk berselfie ria. Saat becakap-cakap kami diberitahu akan ada free jamu workshop dan tersisa seat untuk 3 orang. Tanpa pikir panjang, saya mengambil seats yang tertinggal serta mendaftarkan 2 staf untuk belajar membuat jamu. Kerabat tidak bisa hadir karena mesti kembali ke kotanya. Saat pandemi, waktu sangat baik dipakai untuk belajar meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik. Saya berharap workshop ini bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan perusahaan kepada tamu setelah masa pandemi usai dan mengedukasi staf kami untuk mengembangkan kapasitas diri. Surprise dan sangat mengesankan, kelas diberikan secara gratis. Bahkan kami bisa membawa pulang beberapa botol jamu yang kami buat bersama. What a beautiful soul. Pemilik gallery juga pemerhati lingkungan. Dan memiliki usaha arsitektur dari bahan bambu yang ramah lingkungan. Mereka memiliki komitmen, satu bambu yang terpakai akan digantikan dengan menanam satu bambu.

“Only from the heart can you touch the sky.”

Satu energi selalu mencari energi yang sama. Di mana-mana saya melihat banyak keindahan dan kebaikan. Satu pesan ke pesan yang lain. Sebuah puzzle kehidupan yang sangat indah dan menakjubkan. Penuh misteri sekaligus sangat sederhana. Kalau terlatih, kita akan piawai memainkannya. Hidup ini singkat dan sangat berharga, di dalam mengarungi kehidupan, hendaknya selalu pilih pilihan yang lebih tinggi.

Meditasi dan internal practices membuat banyak keinginan perlahan sirna. Membuat kita kembali ke esensi Diri kita yang Sejati. Saat itu, kehadiran kita, akan menjadi oase bagi jiwa yang lain. Melayani sesama adalah sebuah karunia agung. Menyembuhkan sesama sebenarnya menyembuhkan diri sendiri.

May all beings be happy and free from sufferings

❤️ you all

Poems by-Mawlana Jalal-al-Din Rumi

I am always right here-by Kevin Kern

 

4 comments
3 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

SELF-MASTERY

by Surijani


“I am Self-Love…”

Self love merupakan esensi yang sangat penting. Dengan memahami diri sendiri, membuat kita lebih mudah untuk memahami orang lain.

Di awal tahun 2021, saya sempat merasa di persimpangan tanpa petunjuk. Saya tetap intens menghadiri spiritual workshops, retreats, self healing classes. Hati terasa gamang dengan pilihan jalan yang banyak di depan mata. Entah jalan mana yang mesti saya pilih dan sudah benarkah saya menjalani tugas saya di dunia ini? Apakah sudah sesuai dengan jalan yang di tunjuk Tuhan? Berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam hati dan terasa kabur. Yang akhirnya membuat saya tidak mau memikirkannya lagi. Ternyata kita memiliki body intelligent, kalau kita bertanya dengan tulus dan surrender, tubuh akan merespon batin kita.

Suatu hari, di awal bulan Maret, saya berkesempatan mengikuti 1 day shamanic woman,s immersion day, di Tampaksiring, Gianyar. Dan saat closing mendapat 5 petunjuk yang menjawab jelas pertanyaan batin saya. Tidak terasa air mata menitik, takjub dengan cara Tuhan bekerja. Semakin sering kita melepas blockages, connect with the Self, kita akan semakin peka dengan pesan-pesan yang dikirimkan. Saya memahami pesan yang dikirimkan dan disarankan lebih percaya diri dengan intuisi dan vision yang saya rasakan. Sudah berada di jalan yang benar dan mesti lebih informatif dengan pesan yang saya terima, terutama di bidang kesehatan. Inilah panggilan hidup saya yang sebenarnya.

Sidemen, Karangasem
Di bulan Mei…
Saya agak terlambat tiba di tempat retreat. Tetapi masih bisa menghadiri opening circle. Saya menyukai session opening dan closing, selain inti retreat itu sendiri. Peserta di beri waktu untuk berbagi dengan bebas tanpa rasa takut dengan penilaian (judgements). Saya bisa melihat pertumbuhan dan proses healing yang saya alami. Semua butuh latihan dan waktu yang tidak sedikit. Berlapis lapis. Saat closing circle, saya perhatikan, hampir semua peserta menangis saat sharing. Participants need more time untuk mengekspresikan emosi dan perasaan mereka. Timbul keinginan memberi waktu. Saya pikir mereka lebih memerlukan healing dan didengarkan. Saatnya untuk menguatkan sesama yang tengah memerlukan. Saya masih ingat, delapan bulan sebelumnya, saat sharing, suara saya masih bergetar, sedikit terbata, dan masih ada isak tangis. Walaupun saat itu saya beranggapan, telah menyembuhkan trauma masa lalu. Ternyata masih ada unfinished emotions yang mesti dituntaskan. Deep listening is a form of healing. Sebelum retreat berakhir, saya sempat mengambil palm reading session dengan pemilik resort yang ramah dan rendah hati, serta memberi saya petunjuk langkah penting yang mesti saya lakukan di dalam hidup.

“Knowing others is intelligence;

knowing yourself is true wisdom

Mastering others is strength;

mastering yourself is true power”

Andai hidup kita mulai terasa ada hambatan dan tubuh menjadi sakit. Sebenarnya ini merupakan signal dan warning untuk berubah dari pola hidup kita yang lama. Sangat berguna kalau kita bisa mengambil hikmah dari setiap pelajaran yang diberikan. Menyembuhkan limited understanding, character defects, false doctrines. Trauma dari masa lalu dan past lifes. Melakukan total acceptance. Tidak ada hal yang tidak bisa kita terima. Dengan sepenuhnya memaafkan diri sendiri dan orang lain serta compassion, kita bisa melanjutkan hidup kita. Energi jadi bertambah karena hambatan di meridian (jalur energi) berkurang. Saat energi ke-12 meridian dari 12 organ penting kita mencapai harmonisasi, pemahaman spiritual dan vibrasi meningkat, proses healing terjadi. Meningkatnya kesadaran (consciousness) adalah kunci terlepas dari sufferings. Percaya dan setia di jalan yang kita tempuh. Saat kita surrender, suatu hari, Tuhan akan membuka jalan untuk kita dengan cara yang tidak pernah kita duga dan bayangkan sebelumnya.

Pertengahan Bulan Juni…
In such a beautiful way, saya akhirnya dipertemukan dengan orang yang tepat, yang bisa mengarahkan saya ke tujuan hidup di level yang berbeda. Mungkin karena sudah waktunya dan saya lebih ready, setelah mencari selama 6 tahun. Untuk menarik energi kualitas tertentu, kita sendiri mesti memiliki ingredients kualitas energi yang ingin kita tarik. Energi yang selaras, mempermudah kolaborasi. Berhubungan dengan orang yang memiliki light hearted energy, easy going, humble, helpful, selalu menciptakan kind of joy and happiness.

Filosofi kisah singing bowls…
Seorang wanita memesan khusus tujuh buah singing bowl, yang melambangkan ke tujuh cakra, dilapisi emas yang di dapat dari warisan orang tuanya. Wanita ini sangat bangga dengan keahliannya dan menyebut dirinya sebagai Sound Healing Goddess. Suatu saat, suara singing bowl tidak harmonis lagi. Wanita ini ingin memperbaiki ke pembuatnya. Merasa ada yang salah dengan singing bowl. Tetapi tidak ada yang bisa dilakukan. Suatu ketika wanita ini putus hubungan dengan pasangannya dan merasa sangat terpukul. Egonya mulai melemah dan menjadi lebih rendah hati. Suara singing bowl kembali harmonis. Tidak ada yang salah dengan singing bowl. Singing bowl hanyalah alat. Keharmonisan suara yang dihasilkan tergantung dari keselarasan body, mind, and soul penabuhnya.

Tujuh cakra representasi dari perjalanan hidup kita yang mewakili masa tujuh tahun dari setiap cakra. Saat berusia 49 tahun, kita memasuki putaran ke dua dari siklus ke-7 cakra, semestinya bersiap kembali menjadi anak kecil yang menggantungkan hidup kepada Tuhan. Fisik secara bertahap mulai melemah, saatnya memupuk penguasaan diri dan melepas kemelekatan, fears, mengikis ego, surrender, lebih memilih jalan spiritual. Hidup harmonis dengan The Dao (Universe), sehingga hidup kita lebih dimudahkan dan diringankan.

“Manifest plainness…

Embrace simplicity…

Reduce selfishness…

Have few desires…”

Di dalam Penguasaan Diri (Self-Mastery), teknik bernafas sangat penting. Kalau kita bernafas dengan pelan dan panjang, hati menjadi lebih tenang dan lembut. Semakin tenang dan lembut hati kita, emosi bisa kita kuasai dan semakin sedikit oksigen yang dibutuhkan. Saya jadi teringat kisah satu group pemain bola yang terjebak banjir bandang di dalam goa Thum Luang Thailand, saat monsoon season di akhir bulan Juni 2018. Karena arahan asisten pimpinan group yang terlatih dengan meditasi dan pelatihan diri, bisa menyelamatkan anak asuhnya. Asisten ini pernah menjadi biksu dan berhenti karena harus menjaga ibunya yang sakit sampai sang ibu menemui ajalnya. Bukti jiwa bakti, kesetiaan, dan kesabaran seorang anak. Tidak semua orang bisa bertahan di dalam kondisi sulit, apalagi lebih dari sepekan. Dikelilingi air berlumpur di tempat sempit dan gelap, serta tempat berpijak yang basah dengan persediaan makanan dan minuman yang terbatas. Diperlukan kepiawaian meredam kepanikan dan berselisih satu sama lain yang bisa berakibat fatal. Kejadian ini menarik perhatian dunia dan melibatkan 1000 relawan dari dalam dan luar negeri. Menginspirasi dunia karena mereka semua selamat. Asisten pemimpin group pemain bola mengarahkan ke-12 remaja bermeditasi sambil menunggu bantuan datang. Ada kisah haru selfless service dan rasa tanggung jawab besar yang dilakukan asisten pemimpin group. Kondisinya paling lemah di antara ke-13 orang di dalam goa. Karena diyakini dia yang paling sedikit mengambil jatah makanan dan minuman. Dia juga sempat menitip kiriman video permintaan maaf (simbol humility) kepada relawan untuk semua keluarga atas kejadian ini sebelum akhirnya di evakuasi pada hari terakhir misi penyelamatan bersama 4 remaja lainnya.

Di sisi lain…
Para free diver bisa menahan nafas selama beberapa menit. Energi dan panas tubuh mampu di redam selama berada di dalam air. Di kedalaman laut diperlukan ketenangan dan gerakan lambat. Ada yang bisa bertahan di dalam air tanpa menghirup oksigen selama 24.33 detik. Karena terlatih dan dikondisikan selama bertahun-tahun. Ini bukti kapasitas kita bisa berkembang sejauh ini.

Pandemi saat ini, merupakan momen yang tepat untuk melatih penguasaan dan refleksi diri. Lebih sering melihat ke dalam. Proses, dan hadapi setiap emosi yang datang dengan mindfulness. Kenali emosi dan sensasi yang terjadi di dalam tubuh, sehingga membawa kita ke present moment. Emosi yang datang jangan diabaikan, di tolak, atau di pendam. Emosi-emosi sulit yang di tahan dan di pendam dalam waktu lama, akan menghasilkan toksin bagi tubuh, pikiran, dan hati kita. Ijinkan dan terima hidup sebagaimana adanya, sebagai kenyataan yang ada saat ini, yang membuat penolakan menjadi lebih lembut. Selidiki penyebab emosi, apakah ada hubungan dengan peristiwa sebelumnya? Amati tanpa penilaian. Adakah yang bisa dilakukan untuk membuat perasaan menjadi lebih baik dan nyaman? Misalnya mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat, seperti menangis, berteriak di tempat yang sepi, membuat jurnal (menulis), berjalan kaki, berkebun, melukis, selfless services, bersedekah, prayer, meditasi, taiji, yoga…Ketahui bahwa pikiran dan emosi bukan bagian dari Kesadaran. Tidak permanen, datang dan pergi. Sehingga timbul perasaan bebas dan lega. Release and let it go. This too shall pass. Everything comes for reasons.

“I love you…

I am sorry…

Please forgive me…

Thank you…”

Sekilas menoleh ke masa lalu. Ada rasa penghargaan mendalam di relung hati. Saya berterimakasih kepada semua orang yang telah memberi warna, pelajaran dan kesempatan jiwa saya untuk bertumbuh. Memberi saya pemahaman hidup yang lebih mendalam. Bisa melihat hidup dari a larger picture dan perspektif yang berbeda. Semua ini tidak merubah keadaan external saya. Internal practices merubah cara pandang dan reaksi saya menghadapi pelajaran hidup yang datang ke dalam hidup saya. Menyadari tidak ada yang buruk. Yang ada hanya Teman yang baik dan Guru yang baik. Beyond ilusi dan delusi terletak Kebenaran Sejati.

May all beings be happy and free from sufferings

Love you all

❤️

Quotes-Dao De Jing, Ho’oponopono

Immortal Thoughts-by Bernward Koch

2 comments
3 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

ONENESS

by Surijani

“I am Peace

I am Love

I am Perfect Health”

Suatu siang…
Di sebuah toko keramik Petitenget. Saya tengah memilih gelas kopi. Saya asyik melihat-lihat, saat mendengar seorang lelaki asing tidak bisa membawa 3 gelas wiski yang dibelinya. Pembelian di bawah 100 ribu, mesti di bayar kontan, dan uang kontan yang dibawanya tidak cukup, hanya 22 ribu dari total 60 ribu yang mesti dibayarkan. Turis itu harus ke mesin atm dan mesti kembali lagi ke toko keramik. Turis berusaha nego, tetapi tetap tidak diperbolehkan, karena itu aturan perusahaan. Saat itu, covid-19 baru mulai merebak. Turis area terasa sedikit berbeda dari biasanya. Melihat kondisi ini, otomatis saya memberi tahu kasir, jadikan satu dengan tagihan saya, dan saya menjelaskan kepada turis, saya bayarkan tagihannya. Dia tampak terkejut dan tidak percaya. Saya meyakinkan sekali lagi. Masih setengah percaya, dia memberi saya uang kontan yang di bawa, saya mengatakan tidak perlu, tetapi dia memaksa. Akhirnya saya menerimanya. Turis itu tidak henti-hentinya mengucapkan terimakasih. Kasir memohon maaf kepada saya, tidak bisa membantu turis itu, karena kondisi toko yang sangat sepi. Banyak karyawan dirumahkan. Turis bahagia pulang membawa 3 gelas kecil yang dibelinya. Entah, saya ikut bahagia.

Pagi hari…
Menjelang hari raya Nyepi. Saya ada janji dengan seorang teman untuk sound healing session. Karena masih ada waktu, saya mampir ke bakery favorit di Ubud. Saya memesan kopi dan croissant untuk membuka makan pagi. Hampir selesai sarapan, saya melihat seorang perempuan berkebaya bergegas ke arah motornya tanpa membawa belanjaan yang sudah ada di meja kasir. Saya bertanya kepada kasir, ternyata perempuan itu lupa membawa dompet. Dengan cepat, saya memberi tahu kasir, tagihan perempuan itu jadikan satu dengan tagihan saya, sambil tergesa membawa belanjaan perempuan itu sebelum dia pergi. Lalu saya gantungkan belanjaannya di motor, perempuan itu terperangah, saat saya mengatakan, roti ini pemberian saya untuk hari raya. Tidak perlu kembali dan bisa melanjutkan upacara menyambut Nyepi.

“Be a ruler of your mind  and a servant of your heart”

Sanur…
Seorang perempuan tua, tampak melambaikan tangan di depan dinding kaca restaurant, tempat saya makan siang, sehari setelah hari Nyepi berlalu. Deretan meja di depan tidak ada tamu, sehingga saya bisa melihat ibu itu dengan jelas. Tergerak hati saya untuk menghampirinya. Ternyata ibu itu menjual jagung rebus, jauh-jauh dari Tampaksiring. Dia menawarkan dagangannya dengan antusias dalam bahasa daerah. Sekilas ibu itu bercerita sempat terjatuh di kamar mandi, badannya masih lebam dan telah mendapat perlakuan kasar dan kurang baik dari menantunya karena memiliki sedikit hutang. Anaknya juga tidak bisa membantu, karena takut kepada istri. Jagung yang di jual ini juga belum lunas. Saya bantu sedikit ringankan bebannya. Ibu itu menyarankan membeli lebih banyak jagung. Terdiam…saya bisa melihat dengan jelas, ibu ini memang butuh pertolongan, dan Tuhan telah memilih saya sebagai alatNya. Seharusnya saya bersama keluarga, makan siang di tempat ini sebelum hari Nyepi. Tetapi saya memilih hari ini. Karena memang akan dipertemukan dengan ibu tua ini. Dan bukan suatu kebetulan saya duduk menghadap kaca. Akhirnya saya membeli semua jagung, supaya ibu itu tidak berat lagi membawa beban di kepala dan memberi sedikit uang lebih. Ibu penjual jagung menangis dan terharu. Saat pamit, ibu itu beberapa kali menyuruh saya masuk kembali ke restaurant. Tetapi saya memilih menunggu, sampai badannya menghilang di lekukan jalan. Saya seperti telah lama mengenal ibu tua itu…

Seorang kerabat dekat menyalurkan bakatnya secara otodidak. Hobi membuat cakes and flowers. Tetapi belum berani menawarkan jasanya. Terkadang seseorang memerlukan sedikit bantuan untuk menyalakan sinar yang ada di dalam dirinya. Saya lihat cup cakesnya sangat vintage, cantik, dan sellable. Kebetulan ada teman yang ulang tahun, saya pesan cup cakes, tetapi kerabat menolak karena belum percaya diri. Ada sedikit lack of self-esteem di dalam dirinya, yang mesti di heal. Saya memberi dia space and time untuk memikirkannya, tanpa memaksa. Selang beberapa hari, kerabat berubah pikiran dan menerima pesanan saya. Harganya sangat terjangkau karena di buat dengan segenap hati. Saya bisa merasakan vibrasinya. Kerabat memberi saya gratis karena merupakan pesanan perdana. Tetapi saya menolak, karena saya menghargai curahan hati dan dedikasi seseorang. Siapa menyangka, justru cup cakes itu akhirnya menjadi light dari acara tersebut. Semua berebut mengambil cup cakes yang bertuliskan giraffe words (positif emotions), sesuai yang diharapkan para undangan. Memberi kepada orang yang tepat dan bisa menghargai pemberian kita sungguh membuat perbedaan. Malam itu, Korean restaurant milik teman yang baru di buka di daerah Pererenan, terasa hidup dan sumringah.

Suatu pagi…
Seorang teman healer menawarkan sound healing session sore hari. Saya masih ragu apakah perlu ke Ubud hari ini? Berselang beberapa saat, seorang kerabat mengirim pesan kepada saya, semenjak covid sudah beberapa bulan berdiam di rumah karena sudah sedikit lansia, dan mengatakan merasa bosan. Saya merasakan sinkronisitas. Akhirnya saya memutuskan mengajak kerabat ke sound healing, setelah meminta persetujuan, untuk melepas stres dan chakra balancing. Di satu sisi saya menghibur kerabat, di sisi lain mendukung teman healer. Session selesai, kami menghabiskan sore di tepi kolam ikan yang sudah mengering, ditemani makanan ringan dan teh hangat, serta suara kodok dan capung putih yang terbang. Juga berkesempatan berkenalan dengan sepasang tamu lain yang ramah. Senja mulai merangkak berganti malam saat kami pulang…horizon terasa menawan, luas, dan kosong.

”A spiritual practice is anything that makes you feel more beautiful inside you”

Indah…
Melakukan kebajikan-kebajikan kecil yang tulus kepada orang-orang yang memahaminya, tanpa memandang perbedaan. Giving is receiving. I see a lot of love in them. Berdana kepada orang yang tepat, di saat yang tepat dan benar. Membantu orang-orang yang membutuhkan tanpa mereka meminta dan menyelesaikan masalah mereka saat itu juga. Di dalam Zen, di kenal istilah satu mangkok teh mewakili satu kesempatan. Di mana moment yang sama tidak akan pernah terulang kembali. Kebanyakan saya terhubung dengan orang-orang yang tidak saya kenal dan sangat besar kemungkinan tidak akan bertemu lagi. Tetapi keindahan yang tertanam begitu dalam. Saya merasakan Oneness.

Terngiang puisi mempesona, karya Kamau Abayomi, saat tea ceremony terakhir…

“Without force,
I am simply suggesting

Tune in
The time is now

Integrate your tools,
into your being

Practice meditation
without music, incense and oils
Practice opening your heart
without cacao or chocolate treats
Practice multidimensional sight
without plants
Practice yoga
without a mat
Practice ceremony
without feathers, guitars, & drums
Practice clearing
without sage
Practice enhancing, amplifying, & protecting
without crystals
Practice
without any aids

…Just you and the expanded You

Practice conversing
without convincing
Practice being
without doing
Practice feeling
without analyzing
Practice experiencing
without criticism
Practice listening
without projecting
Practice thinking
without a story
Practice speaking
without parroting
Practice seeing
without lights
Practice dancing
without a DJ
Practice getting there
without GPS
Practice creating
without a laptop
Practice connecting
without a phone
Practice Love
without conditions”

Practice

Namaste…

May all beings be happy n free from sufferings

Love you all

❤️

Quotes-by Master Sri Avinash

Follow your heart-by Karunesh

0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Before one studies Zen, mountains are mountains and waters are waters; after a first glimpse into the truth of Zen, mountains are no longer mountains and waters are no longer waters; after enlightenment, mountains are once again mountains and waters once again waters”.

Senja di Munduk, hujan lagi, melengkapi gerimis kemarin yang sempat turun. Hawa dingin menyelimuti tempat retreat kami. Rencana melihat air terjun dibatalkan. Digantikan dengan free time, saya memilih mendengar pengalaman spiritual dari dua Master. Selalu ada hal baru yang bisa kita pelajari dan aplikasikan ke dalam hidup kita. Belajar dari pengalaman orang lain, membuat kita lebih cepat belajar. Tidak perlu mengulang kesalahan atau kegagalan yang pernah terjadi.

Teringat perjalanan retreat kemarin, makan bersama di tengah hutan. Terasa nikmat walau makanan vegetarian sederhana di bungkus daun pisang. Kami terlindung dari hujan yang seolah tertahan dan baru jatuh setelah kami berada di dalam mobil. Terasa mengesankan dan tercetak kuat di memori…

Akhir-akhir ini, saya seperti menemukan benang merah kejadian 3 tahun lalu yang di picu oleh kejadian 14 tahun lalu. Saya seperti menemukan mozaic kehidupan saya. Sekarang saya lebih mudah memahaminya. Saya lebih peka melihat dan mendengarkan pesan yang dikirimkan oleh alam semesta. Mungkin karena banyak emosi negatif yang terlepas saat meditasi yang rutin saya lakukan.

Hari ini…Hujan turun lagi. Intensitasnya tidak seperti biasanya. Mungkin karena hunian hotel sangat sepi. Tidak ada events besar. Biasanya mereka memecah mendung dengan sinar laser dan hujan akan tertunda sampai awal tahun. Hujan jadi turun bersamaan dan sangat lebat di awal Januari. Tiba-tiba alam menjadi kembali normal sesuai kodratnya.

Bukan suatu kebetulan jawaban pertanyaan saya kepada Avalokitesvara di sebuah temple Wollongong telah terjawab. Saat itu semua rasanya tidak mungkin. Bukan suatu kebetulan saya bertemu dengan seorang Master yang memiliki 2 anjing bernama sama dengan 2 anjing di masa lalu saya. Bukan suatu kebetulan, saya bertemu dengan orang-orang yang mempermudah jalan hidup saya. Kalau orang-orang terdekatmu kurang memahami dan mendukung apa yang kamu jalani, akan ada orang lain yang vibrasinya selaras yang akan mengarahkan kamu. Kadang dengan cara yang tak terduga. Jika ini jalan hidup yang mesti kamu jalani, dan kamu mulai surrender, alam semesta akan mencari jalan untukmu. Kebanyakan kita resist dengan sesuatu yang menimpa kita, sehingga hidup jadi lebih sulit dan menderita. Kita akan menarik energi yang vibrasinya sama dengan kita. Kalau kita ingin menarik hal-hal yang baik dan positif, sebaiknya kita mesti memperbaiki kualitas energi kita. Salah satunya dengan meditasi. Banyak melepas, sehingga qi mengalir lebih lancar, karena banyak sumbatan yang terlepas.

Isi, kosong, isi…Tampaknya hukum alam ini yang menggerakkan alam semesta. Tidak ada yang permanen di dunia ini. Saat memiliki kita mesti merelakan kalau suatu saat semuanya akan kembali kosong…saat kosong, kita bisa menerima kembali. Seorang Master mengatakan kepada saya, latihan meditasi, qigong, taiji, dan latihan internal lainnya adalah seperti proses membuat patung, bukannya dengan menambah sesuatu, akan tetapi banyak membuang yang tidak perlu, sampai akhirnya tercipta sebuah karya yang indah. Media terus di pahat, dihaluskan, sampai tercipta akumulasi energi yang indah dan bermanfaat bagi sesama.

Kita semua adalah energi, dan terhubung satu dengan yang lain. Alam semesta tak henti-henti mengirim pesan kepada kita lewat berbagai instruments. Sinkronisitas. Tetapi tidak semua orang mampu mengerti maknanya. Semua tersirat dalam kitab I Ching (Yi Jing) yang telah berumur lebih dari 3000 tahun. Kitab Perubahan. Dikatakan bahwa, sesuatu yang tidak berubah adalah Perubahan itu sendiri. Mengupas mengenai filosofi alam semesta. Tentang kesadaran alam bawah sadar secara kolektif, yin dan yang, maskulin dan feminin, duality, fengshui dan five elements, TCM, strategi perang Sun Tzu, inti filsafat Dao De Jing, Laozi, blue print hidup kita, yang telah tercatat sejak kita dilahirkan. Sudah semestinya kita hidup harmonis dengan alam. Kita adalah manifestasi terkecil dari alam semesta. Apa yang ada di dalam diri kita, ada di alam semesta.

Carl Jung menyatakannya dengan sangat indah,

I Ching tidak menawarkan dirinya tentang bukti dan hasil yang nyata; dia tidak perlu itu untuk membuktikan dirinya sendiri, dia juga tidak perlu untuk dimengerti. Seperti halnya bagian dari alam, dia hanya menunggu sampai dirinya diketemukan maknanya secara alami.

Dia tidak menawarkan fakta atau kekuatan (jikapun ada hal seperti itu), meski tampaknya dia adalah kitab yang tepat untuk hal seperti itu. Bagi seseorang, ruh semangatnya terlihat cerah bagaikan di siang hari, bagi yang lain agak temaram seperti senja, bagi yang lain mungkin akan terlihat gelap bagaikan malam.

Mereka yang tidak setuju dengan hal itu tidak perlu menggunakannya, dan mereka yang menentangnya tidak diperbolehkan menemukan kebenarannya. Biarkan I Ching selanjutnya pergi ke dunia untuk memberi manfaat bagi mereka yang bisa memahami maknanya.”

Saat pandemi seperti ini, sangat baik dipakai untuk mengolah tiga sumber kehidupan kita/ sanbao/ the three treasures yaitu jing (essence), qi (life energy), and shen (spirit). Karena energi merupakan hasil kultivasi…hasilnya tidak akan segera terlihat, namun perlu kesabaran, ketekunan, dedikasi, integriti, dan komitmen untuk itu. Saat ketiga pusaka sumber kehidupan ini dalam keadaan harmonis, tentu hidup kita juga akan penuh dengan love, joy, and happiness. Sehingga akhirnya kita mampu mengenal inti diri kita…yaitu Menemukan Diri Kita Yang Sejati.

May all beings be happy and free from sufferings

Love you all

❤️

Rain in Jiang Nan

8 comments
6 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail
  • 1
  • 2