Author

Surijani

Meditasi 2

by Surijani

Sepi
Kau kuijinkan masuk
Temani hati ku yang membisu
Damai
Menyergap perlahan
Menjadi kalung
Dan batu
Sandaranku

Kekotoran batin
Hilang lenyap
Berganti
Sikap
Tanpa penilaian
Membuat hati
Terasa ringan
Mengapung
Tanpa henti
Merdu
Bersenandung

Terus
Ku kayuh langkah
Tak perlu berhenti
Bahagia kekal
Di depan mata
Semua pengorbanan
Maksimal sudah

0 comment
1 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Meditasi 1

by Surijani

Kudekap damai
Berbalut hening
Pikiranku melambat
Dalam kendaliku
Kudengar jelas
Suara hatiku
Membisikkan
Girang juga senang

Aku ingin terlelap
Dalam buaian
Kasih penuh kehangatan
Tak mau kubuka
Mataku
Biar hatiku puas
Berenang dengan riang

Ruang semakin luas
Hati semakin lapang
Kukirimkan sinar kasih
Tak berbalas
Terus bersahutan
Pikiranku
Mendengar sebuah nyanyian
Semakin terang
Semakin benderang
Kulihat jelas
Kepak sayap bisu
Mulai menapak

Tuhan
Damai Mu
Membelaiku
Sepi Mu menjamuku
Aku ingin di sini
Selamanya

0 comment
1 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Pulang

by Surijani

Aku tidak tahu
Mesti diam
Atau menangis
Sesakku tersendat
Terbata-bata
Tidak jelas

Banyak peristiwa
Kita lakoni
Kalau tak pintar
Kita tak sempat
Belajar
Semua berlalu
Hanya tinggal memori

Pikiranku merenung
Cepat kutangkap
Sebelum melayang
Kubawa ke saat ini
Biar duka
Tak terlalu aku
Hayati
Sebab hanya
Timbulkan luka
Menganga

Tuhan
Sedihku mengerak
Melihat tingkah
Polah memuakkan
Serakah terus di pagut
Seolah takkan bisa mati
Rasa kasih
Dan welas asih
Seperti hilang
Dan tersesat

Tidakkah terpikir
Hal ini akan terulang?
Kepadamu saat
Kekuatanmu sudah hilang
Saat kau menua
Apa yang kau tabur
Akan kau tuai juga
Hanya masalah waktu
Dan meretasnya karma

Tuhan
Tolong bukakan
Jiwa-jiwa yang tak sadar
Biar berpeluh
Hilang racun
Berganti wangi harum
Gending surga Mu

0 comment
1 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Ibu

by Surijani

Kedatanganku
Membuatmu tersenyum
Kesepianmu terobati
Sesaat
Jeda di sela
Rutinitas hidup

Mengembang senyum tulus
Di wajah cantik keriputmu
Bukti tersirat banyaknya
Pengalaman hidup
Tertawa lugu
Menimbulkan belas

Aku ingin
Sering bertandang
Bagiku jarak
Bukanlah penghalang
Hingga tiada penyesalan
Di hari mendatang

Ibu
Hatiku bersamamu
Setiap waktu
Bersama memori indah
Masa lalu
Teruntai sangat
Sarat cerita

Terimakasih tulus
Aku haturkan
Kebijaksanaanmu
Terus bertumbuh
Pemahamanku terus
Menguat
Lewat rahimmu
Di beri kesempatan
Meningkatkan kesadaran diri

Ibu
Surgaku ada ditelapakmu

2 comments
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Jalan Tengah

by Surijani

Kulihat ada duka diwajahmu
Kurasakan ada pedih dihatimu
Aku terbawa arus emosiku
Batinku menangis
Tak tertahan
Selalu
Dan selalu

Setiap kehidupan
Menyimpan duka
Juga nestapa
Haruskah aku menangis
Setiap saat
Untuk mereka?

Selalu terlarut
Membuat aku menderita
Aku bukan Tuhan
Yang bisa mengubah
Segalanya
Tersadar
Ini semua karena karma
Baik buruk
Harus kita lalui juga

Berserah
Pasrahkan diri
Jalan nasib
Sudah ada yang mengatur
Mencampuri karma
Hanya memperkuat
Derita
Setiap orang
Perbanyak tanam kebajikan
Berharap nasib baik
Berangsur menghampiri

Tuhan
Batinku lelah
Bimbinglah aku
Di Jalan Tengah

2 comments
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Pencerahan

by Surijani

Bersabarlah kekasihku
Tinggal selangkah lagi
Teruslah mencari
Permata hati
Sedang menanti

Aku tahu
Banyak pedih terlewati
Banyak duka menemani
Diselingi gerah patah hati
Berkali-kali

Kesadaran baru timbul
Setelah kesadaran lama mati
Lahan mesti kosong
Bangunan baru
Mudah berdiri
Memang terasa pedih
Seakan mau mati

Berjalanlah sendiri
Tak banyak yang mengerti
Satu tekad
Satu keyakinan
Cukuplah sudah

Jangan takut
Jangan sedih
Jangan hiraukan
Apalagi kecewa
Lewat satu langkah ini
Bahagia abadi
Menanti
Semua pengorbanan
Impas sudah

0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Secret Garden

by Surijani

Beberapa hari yang lalu, saya mengantar tamu ke desa Penglipuran. Salah satu desa terbersih di dunia. Banyak rumah berjajar. Hati mengajak saya memasuki rumah no 36. 

Saya di sambut ibu muda manis, saya memesan kopi bali dengan sedikit gula, ekstra panas.Nikmat sekali. Salah satu tamu menemani saya minum kopi, yang lain saya sarankan jalan jalan sekeliling desa Penglipuran, jangan lupa mengunjungi hutan bambu di ujung desa.

Saat menikmati kopi, saya mengambil jaje begine di warung (tiap rumah ada warung) buat peneman kopi, tiba tiba ada suara seorang ibu menanyakan apa saya mau jaje begine yang original. Saya ikuti arah suara dan di ajak ke dapur untuk mengambil jaje di toples besar. Memang terasa lebih gurih karena memakai ketan pilihan. 

Saya dan teman sangat menikmati waktu kami di sana, saya minum 2 gelas kopi dan membeli 2 set kamben, 2 bungkus kopi dengan bonus 1 bungkus kopi kemasan kecil, serta 20 jaje gina untuk di bagi. 

Sebelum pulang, Ibu Mangku Roti, senior di rumah itu, kembali menawarkan anggrek Kalimantan. Saya heran dengan pengetahuan Ibu Mangku Roti mengenai tanaman. Dan Mangku Roti menangkap kesukaan saya dengan tanaman.

Kami bersiap pulang saat Mangku Roti menawarkan kami untuk mampir ke nursery di dekat rumahnya. Hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah. Karena masih ada waktu, saya setuju. Kami ke sana berjalan kaki. Saya baca namanya Sari Sekar Nursery.

Sebelumnya, saya sudah 2 kali bertandang ke desa Penglipuran, tapi baru kali ini mengetahui ada nursery yang cukup besar di sana, berisi aneka bunga warna warni dan tanaman koleksi sang pendiri. 

Berdiri di atas lahan seluas 40 are, Sari Sekar Nursery didirikan oleh Ning Manikam Widjaya, pada tgl 1 Maret 2017. Yang membuat saya terkesan, Ning meninggal dunia pada tgl 9 Maret 2019. Dua tahun setelah Sari Sekar Nursery didirikan. Saya mendengar berita dari Mangku Roti, karena serangan jantung, malam hari di RS Bangli. Mungkin juga karena minimnya fasilitas RS yang ada. Tergugah ingin mengetahui lebih dalam, saya bertanya. Masih terlihat luka dan kesedihan yang dalam di mata Mangku Roti dan Bapak Syukur saat bercerita lirih tentang Ning.

Beliau adalah penyuka alam, kolektor tanaman, kain buatan tangan, penyuka bangunan kuno, dan sejarah. Beliau juga hobi membuka jalan usaha bagi pemula, suka mempertahankan kebudayaan leluhur dan sangat sosial.

Menurut Bapak Syukur, adik Mangku Roti yang dipercayakan mengolah nursery, cita-cita Ning, adalah mempertahankan budaya adat lokal, penanaman pohon atau penghijauan alam, memberdayakan masyarakat lokal, dan ingin desa Penglipuran penuh bunga. Beliau pernah mengecap pendidikan di California State  University San Bernardino tahun 1986, jurusan Biologi dan jurusan Ornamental Horticulture di California Polytechnic State University tahun 1990. 

Mangku Roti mengajak kami masuk ke dalam nursery. Indah, rapi, dan berwarna. Teman asyik mencari nama nama tanaman lewat foto ke aplikasi. Sangat menyenangkan. Tanaman selalu membuat saya senang. Di ujung belakang nursery, saya melihat joglo sederhana, ternyata ada foto Ning dan bunga persembahan. Semacam tempat mengenang Ning. Joglo ini adalah tempat tidur kesayangannya, kelambu di pasang pada malam hari agar bebas dari nyamuk. Saya melihat masih ada kasur di belakang foto. Walaupun akhirnya di bangun rumah kayu kecil di depan joglo, Ning masih sering tidur di joglo semasa hidupnya, saat berkunjung ke desa Penglipuran. Ibu Ning yang memerlukan penyangga kaki dan istrinya yang warga Spore, masih sering datang berkunjung sampai saat ini. Lebih dari 8 bulan telah berlalu, terasa perhatian dan cinta yang mendalam dari orang orang yang ditinggalkannya. Such a beautiful soul.

Entah. 

Hati saya menangis, tersedu. Saya seperti mengenal Ning. Padahal belum pernah bertemu. Sejenak saya bacakan doa di depan foto untuk kebahagiaan dan ketenangannya. Sekilas semilir angin menyentuh, saya rasakan kehadiran spiritnya.

Ning…

Legacy indah telah kamu persembahkan, terutama buat Desa Penglipuran. Sesuai cita citamu, kulihat desa Penglipuran sudah berbunga. Indah sekali.

2 comments
4 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Kehidupan

by Surijani

Di sini aku mendengar
Keluh kesah
Di sana juga tak kalah
Apalagi di tempat itu
Semua berperang
Tak mau mengalah

Di sini
Aku mendengar kesedihan
Di sana juga tak kalah
Apalagi di tempat itu
Setiap saat
Penuh luka dan air mata

Terdiam aku
Lama sekali
Aku mengharap ada jawaban

Kudengar hanya
Desau suara angin
Juga gemerincing
Batu kancing bersenda
Ditingkahi suara air kali
Yang menetes dari
Rimbunnya pepohonan

Di sini aku melihat
Banyak orang menumpuk
Keinginan
Apalagi di sana
Tiada bedanya

Tak habis-habis
Patah tumbuh hilang berganti
Selalu hidup di masa depan
Sampai mengorbankan
Bahagia
Dan usia panjang

Termangu
Aku menunggu
Sebuah jawaban

Sebenarnya
Untuk apa semua ini?
Kalau hanya duka yang di dapat?

Kenapa?
Sudikah Engkau menjawab?

Ego
Adalah satu-satunya
Jawaban

0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Keinginan

by Surijani

Ada waktu
Aku ingin menjadi bintang
Kelap kelip
Indah sekali

Ada waktu
Aku ingin menjadi bulan
Sangat indah
Mengatur pasang surutnya lautan

Ah…
Aku ingin menjadi bumi saja
Tempat berpijaknya umat manusia
Sumber kehidupan berbagai mahluk

Atau…
Aku menjadi langit saja
Sungguh luas dan tanpa batas

Aku ingin menjadi udara
Yang mengisi
Setiap tarikan nafas

Sepi
Kenapa aku tidak  menjadi diriku saja?
Ditemani
Bintang
Bulan
Langit
Dan bumi
Juga udara
Setiap waktu bisa menembus surga

0 comment
1 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail