Monthly Archives

October 2021

“In Your light I learn how to love;

In Your beauty, how to make poems;

You dance inside my chest where no-one sees You;

But sometimes I do, and that sight becomes this art.”

Saya pandang di kaki langit tidak banyak gumpalan awan. Tempat berpijak ini terasa sedikit berangin karena letaknya dekat dengan pantai. Langit sangat cerah ketika saya menginjakkan kaki di sebuah villa di daerah Pererenan untuk mengikuti storytelling workshop. Seperti biasa, saya di sambut Ibu Nyoman. Terdengar renyah suaranya, murah senyumnya. Keramahannya langsung memberi rasa nyaman. Energi Ibu Nyoman sangat menarik hati saya karena penuh dengan love and care. Dahulu Ibu Nyoman bekerja dengan seorang expat di destinasi terkenal Poppies Lane, Kuta. Kejadian bom bali, membuat restoran tutup. Setelah itu Ibu Nyoman bekerja dengan expat lain di sebuah villa di Pererenan. Suatu saat karena alasan tertentu, villa di jual kepada salah satu kerabat dan semua staf ikut pemilik villa yang baru. Namun hubungan pemilik lama dengan Ibu Nyoman masih berlangsung. Saat pemilik lama berkunjung ke Bali, masih sering meminta bantuan Ibu Nyoman untuk membersihkan villanya yang lain, saat off time. Saya menyukai pisang goreng, tetapi villa di sini tidak menyediakan penganan favorit saya. Ibu Nyoman berjanji akan membuatkannya di rumah untuk saya, kalau datang lain kali. Saat menikmati kelapa muda yang menjadi andalan villa ini, Ibu Nyoman bercerita, ada tamu yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya beberapa hari setelah pindah villa. Tamu terlambat memperpanjang waktu stay dan sudah di isi tamu lain. Tamu tengah depresi dan membutuhkan teman bicara yang nyaman. Sering kita tidak menyadari, healing energy kita menyembuhkan jiwa lain yang sangat membutuhkan. Banyak orang datang dari berbagai belahan dunia ke Bali untuk proses healing dan pencarian jati diri. Ada banyak Ibu Nyoman-Ibu Nyoman yang lain.

“Words are a pretext;

It is the inner bond that draws one person to another, not words.”

Di area Kuta, ada sebuah tempat yang suka saya kunjungi. Energi pemilik dan business partnernya sangat mendamaikan hati. Omakase dan the ritual art of Japanese tea ceremony, powdered green tea Sado atau Chado, the way of tea. Di sini kita tidak hanya datang untuk minum teh, tetapi juga membangun net working dengan pemilik energi yang sama. Informasi, terutama tentang kuliner yang tengah menjadi topik hangat juga menjadi kekuatan di tea house ini. Menempati area yang tidak terlalu besar, tetapi tetap terasa ada ruang, karena hanya menerima maximum 5 tamu saat PPKM. Saya bayangkan, tempat lain sudah pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kalau banyak tamu datang ke tempat usaha mereka. Namun inilah kelebihan tempat ini yang tidak bisa saya jumpai, di banyak tempat. Secara tidak langsung, tea house ini mengaplikasikan esensi dari Zen. Mindfulness. Tahu kapan merasa cukup. Kenyamanan pelanggan menjadi pertimbangan utama. Saya menyaksikan seni menuang teh, seperti meditasi dalam gerakan. Sado membuat pikiran tenang dan mempererat koneksi jiwa dengan ahli pembuat teh ( Tea Master). Tersedia dari penyajian traditional sampai modern. Pilihan favorit, matcha beer sangat menyegarkan di tengah terik.

“Respond to every call, that exites your spirit.”

Di pegunungan daerah Kintamani, terdapat sebuah resort yang didirikan oleh seorang relawan untuk East Timor dan Bali yang berasal dari Jakarta yang sudah menjadi warga negara Australia. Kehadiran resort yang sebelumnya menjadi rumah singgah bagi volunteer workers, terasa seperti mata air di tengah lebatnya hutan pinus. Di bagian bawah belakang resort, terdapat semacam onsen (permandian air panas) yang dikendalikan dengan mesin karena di area ini tidak ada sumber air panas. Resort sangat artistik di buat langsung dengan sentuhan detail pemiliknya. Dimana pemilik resort bisa total mengekpresikan imajinasinya. Resort terdiri dari beberapa joglo yang dimodifikasi. Ruang kosong bawah yang disangga 4 tiang dijadikan kamar. Membuat joglo tampak bertingkat. Joglo paling tua di buat di tahun 1910 dan sudah berumur lebih dari 110 tahun. Mengunjungi resort seperti mempelajari sejarah. I can feel the peaceful energy. Tersedia tempat untuk meditasi dan amphitheatre untuk pertunjukan kesenian daerah. Koi pond menjadi daya tarik tersendiri dengan purple Iris flowers yang bibitnya didatangkan langsung dari Australia. Iris berarti pelangi di dalam bahasa Yunani. Juga tampak pahatan simbol dari ke-7 cakra dan bisa di lihat saat turun dari area restoran. Kalau beruntung, kita bisa menyaksikan jajaran 7 mountains diantaranya Gunung Catur, Gunung Batukaru, Gunung Sanghyang dari restoran. Juga bisa menikmati alunan denting piano yang dimainkan oleh seorang Master sekaligus business partner dari pemilik resort.

“There is a candle in your heart, ready to be kindled;

There is a void in your soul, ready to be filled;

You feel it, don’t you?”

Kisah pembuat singing bowl.
Selama bertahun-tahun, singing bowl di buat untuk mengejar materi semata. Suatu saat pembuat singing bowl terganggu kesehatannya dan mendapat sound treatment dari seorang healer. Energi yang tidak selaras menimbulkan sumbatan di meridian. Healer memberikan nasehat untuk membuat singing bowl dengan curahan hati. Pembuat singing bowl mengikuti nasehat sang healer. Sejak saat itu yang berminat membeli singing bowlnya meningkat. Terutama dari luar negeri dan kesehatannya berangsur membaik. Bahkan sang pembuat singing bowl bisa membeli lahan dan menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri. Intension yang baik menghasilkan hasil yang baik pula.

“Goodbyes are only for those who love with their eyes;

Because for those who love with heart and soul;

There is no such thing as separation.”

Kisah hotel near Ghorepani, di Poon Hill, Nepal. Tempat trek terkenal untuk melihat jajaran Himalaya. Hotel terletak di ketinggian 3.200 metres, di atas permukaan laut. Pemilik hotel merupakan salah satu team perenang National Nepal. Dan sering melanglang buana. Saat traveling banyak belajar hal-hal baru dari negara lain. Termasuk kuliner. Pemilik hotel pernah memperkuat team Canada sebagai a competitive diver sebelum kembali ke Nepal untuk membangun hotel, dan memiliki keahlian memasak yang baik. Bisa menghidangkan makanan international. Dan menjadi salah satu andalan hotel ini. Suatu saat hotel dikunjungi pejabat penting China. Pemilik hotel sangat bahagia dan merasa sebuah kehormatan didatangi tamu penting. Pemilik hotel memberi gratis semua pelayanan hotelnya. Pejabat China kaget, karena mereka berkunjung dalam satu group, sudah tentu nilainya tidak sedikit. Namun pemilik hotel tulus membebaskan semua biaya. Saat berbincang, sang pejabat bertanya, apa yang dicita-citakan pemilik hotel. Pemilik hotel ingin tenaga listrik masuk ke area hotelnya. Tidak lama kemudian, cita-cita pemilik hotel terealisasi. Tenaga listrik tidak hanya menerangi hotelnya. Tetapi juga seluruh desa di sana. Sangat nyata ketulusan dan kesungguhan hati, memiliki energi yang besar untuk menarik sesuatu yang lebih fenomenal.

“Wherever you are, and whatever you do, be in love.”

Suatu kesempatan setelah makan siang…
Saya mengantar seorang teman dari luar kota minum jamu dan penganan ringan di sebuah gallery perhiasan di daerah Petitenget. Saya menyukai ruang yang ditawarkan di belakang gallery. So beautiful and peaceful. Ada gapura yang bisa menjadi latar untuk berselfie ria. Saat becakap-cakap kami diberitahu akan ada free jamu workshop dan tersisa seat untuk 3 orang. Tanpa pikir panjang, saya mengambil seats yang tertinggal serta mendaftarkan 2 staf untuk belajar membuat jamu. Kerabat tidak bisa hadir karena mesti kembali ke kotanya. Saat pandemi, waktu sangat baik dipakai untuk belajar meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik. Saya berharap workshop ini bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan perusahaan kepada tamu setelah masa pandemi usai dan mengedukasi staf kami untuk mengembangkan kapasitas diri. Surprise dan sangat mengesankan, kelas diberikan secara gratis. Bahkan kami bisa membawa pulang beberapa botol jamu yang kami buat bersama. What a beautiful soul. Pemilik gallery juga pemerhati lingkungan. Dan memiliki usaha arsitektur dari bahan bambu yang ramah lingkungan. Mereka memiliki komitmen, satu bambu yang terpakai akan digantikan dengan menanam satu bambu.

“Only from the heart can you touch the sky.”

Satu energi selalu mencari energi yang sama. Di mana-mana saya melihat banyak keindahan dan kebaikan. Satu pesan ke pesan yang lain. Sebuah puzzle kehidupan yang sangat indah dan menakjubkan. Penuh misteri sekaligus sangat sederhana. Kalau terlatih, kita akan piawai memainkannya. Hidup ini singkat dan sangat berharga, di dalam mengarungi kehidupan, hendaknya selalu pilih pilihan yang lebih tinggi.

Meditasi dan internal practices membuat banyak keinginan perlahan sirna. Membuat kita kembali ke esensi Diri kita yang Sejati. Saat itu, kehadiran kita, akan menjadi oase bagi jiwa yang lain. Melayani sesama adalah sebuah karunia agung. Menyembuhkan sesama sebenarnya menyembuhkan diri sendiri.

May all beings be happy and free from sufferings

❤️ you all

Poems by-Mawlana Jalal-al-Din Rumi

I am always right here-by Kevin Kern

 

4 comments
3 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail