Monthly Archives

March 2021

SELF-LOVE

by Surijani

“Our deepest fear is not that we are inadequate. Our deepest fear is that we are powerful beyond measure. It is our light, not our darkness that most frightens us. We ask ourselves, ‘Who am I to be brilliant, gorgeous, talented, fabulous? Actually, who are you not to be? You are a child of God. Your playing small does not serve the world. There is nothing enlightened about shrinking so that other people won’t feel insecure around you. We are all meant to shine, as children do. We were born to make manifest the glory of God that is within us. It’s not just in some of us; it’s in everyone. And as we let our own light shine, we unconsciously give other people permission to do the same. As we are liberated from our own fear, our presence automatically liberates others”.

Beberapa bulan ini, banyak events penting datang ke dalam hidup saya. Pengalaman dan pemahaman batin saya terus bertumbuh. Sepertinya saya mulai menemukan jalan terang untuk memenuhi panggilan hidup saya. Saya seperti baru terlahir. Prioritas hidup saya mengalami perubahan. Banyak hal yang dulu saya anggap penting menjadi tidak terlalu penting bahkan tidak penting sama sekali. Kawan-kawan baru yang memiliki satu visi banyak bermunculan. Sebagian teman lama menghilang. Mungkin karena vibrasi kami sudah mengalami pergeseran. Banyak hal sederhana sekarang bisa saya nikmati. Sungguh hidup merupakan sebuah Ilusi. Dan manusia sering terjebak didalamnya. Perlu pemahaman yang mendalam, untuk terlepas dari belenggu dan memahami maknanya.

Suatu kesempatan, saya menghadiri tea ceremony yang diadakan oleh seorang Tea Master bersama beberapa undangan lainnya. Mostly I saw white color. Ini kedatangan saya yang ke-3. Entah kenapa, hati saya terharu. Bagaimana bisa, selama ini saya melewatkan kesempatan yang indah ini? Menikmati tea dengan natural dan blue water lily essence ditemani kirtan artist membuat saya lebih menyelami keindahan dan keheningan. Menyelam ke kedalaman penghargaan, saya merasakan senyum bulan.

Ubud menjelang siang…
Saya break sesaat, sehabis mengambil kelas spiritual. Minum segelas kopi hitam tanpa gula dengan penganan ringan, menghadap lotus pond, merupakan sebuah kemewahan. Ditemani dengan pendiri sebuah cafe dan villa di desa Penestanan, yang kebetulan mampir, saya lebih mendalami arti sebuah kesederhanaan. Orang yang telah mendapat pemenuhan diri di dalam hidup mereka, biasanya sangat bersahaja. Seperti Bapak Wayan ini. Almost unseen and unheard…

Tiba saat makan siang…
Restaurant Nusantara yang saya tuju, ternyata hanya buka di akhir pekan. Langit terlihat mendung, sebentar lagi hujan akan turun. Tidak mau mengambil resiko kehujanan, saya lirik, di sebelah ada Japanese Kitchen resto cukup luas. Look beautiful and clean. Saya pikir tidak ada salahnya buat di coba. Ternyata makanannya memang tidak mengecewakan. Saya satu-satunya tamu mereka. I feel blessed to support their business. Menu pilihan saya Hiyashi Somen, Yakitori dan segelas Japanese green tea hangat. Indah kalau kita memiliki hati yang terbuka untuk segala peristiwa yang berlangsung di hadapan kita. Mampu menjalani hidup dengan ringan dan sederhana, merupakan sebuah karunia.

Gerimis mulai menyirami dan menghias ruang terbuka di hadapan saya. Indah dan lembut. Suatu tingkatan, dimana saya bisa menikmati keindahan alam dengan less judgement, lebih mindful, dan being present. Bisa menerima keadaan dengan penuh dan tanpa syarat, merupakan keterampilan di dalam menjalani hidup ini yang tidak bisa diabaikan.

Atap jerami dan genteng jajaran toko di hadapan saya mulai tampak basah. Kapasitas air tumpah dari langit tampak semakin besar. Disertai kilat dan petir. Jalanan yang sudah sepi menjadi semakin sepi. Hanya tampak satu dua kendaraan yang lewat. Namun…Tidak ada pertunjukan yang tidak pernah selesai. Setelah beberapa saat, hujan mulai reda. Dan saya melanjutkan perjalanan untuk mengambil internal practice class berikutnya.

And no one will listen to us until we listen to ourselves”.

Ubud memiliki elemen air yang merupakan simbol dari spirituality dan humility. Air dari gunung dan sungai selalu berakhir di tempat yang paling rendah yaitu samudera. Di tengah pandemi seperti ini, saya bisa menikmati Ubud sampai ke pelosok desa-desa yang ada di sana. Biasanya padat turis dan jalanan macet. Ini kesempatan yang jarang terjadi. Dengan pelayanan dan penghargaan bintang lima, setiap bisnis mengharapkan kehadiran kita. Pandemi covid memberi pelajaran kepada kami semua di Bali, untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber pendapatan, selain dari sektor pariwisata. Hard lesson make us learning and becoming much better.

Sore hari, saatnya untuk pulang…
Saya teringat dengan topik kelas tadi pagi tentang Sacred Death, Kematian Yang Suci. Topik yang sangat jarang orang perbincangkan dan terasa tabu. Buddha pernah berkata, berdamai dengan kematian membuat hidup kita menjadi lebih tenang. Karena Kematian adalah sesuatu yang pasti dan akan datang. Alangkah indah kalau kita bisa bersiap dan salah satunya mendesign ceremony seperti apa yang kita inginkan secara lebih mendetail.

Saya mengisi pemenuhan diri di dalam hidup ini dengan banyak belajar. Saya lebih memilih internal fulfilments. Terutama pemenuhan diri yang berhubungan dengan inner peace. Ini merupakan bentuk Self Love yang saya berikan kepada diri sendiri. Karena saya percaya, kumpulan pemenuhan diri di dalam hidup ini, membuat kita dekat dengan enlightenment.

Love is what we are born with. Fear is what we learn. The spiritual journey is the unlearning of fear and prejudices and the acceptance of love back in our hearts. Love is the essential reality and our purpose on earth. To be consciously aware of it, to experience love in ourselves and others, is the meaning of life. Meaning does not lie in things. Meaning lies in us”.

May all beings happy and free from sufferings

Love you all

❤️

Quotes-by Marianne Williamson
Oh My Love-by John Lenon

8 comments
4 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail