Monthly Archives

November 2019

Pencerahan

by Surijani

Bersabarlah kekasihku
Tinggal selangkah lagi
Teruslah mencari
Permata hati
Sedang menanti

Aku tahu
Banyak pedih terlewati
Banyak duka menemani
Diselingi gerah patah hati
Berkali-kali

Kesadaran baru timbul
Setelah kesadaran lama mati
Lahan mesti kosong
Bangunan baru
Mudah berdiri
Memang terasa pedih
Seakan mau mati

Berjalanlah sendiri
Tak banyak yang mengerti
Satu tekad
Satu keyakinan
Cukuplah sudah

Jangan takut
Jangan sedih
Jangan hiraukan
Apalagi kecewa
Lewat satu langkah ini
Bahagia abadi
Menanti
Semua pengorbanan
Impas sudah

0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Secret Garden

by Surijani

Beberapa hari yang lalu, saya mengantar tamu ke desa Penglipuran. Salah satu desa terbersih di dunia. Banyak rumah berjajar. Hati mengajak saya memasuki rumah no 36. 

Saya di sambut ibu muda manis, saya memesan kopi bali dengan sedikit gula, ekstra panas.Nikmat sekali. Salah satu tamu menemani saya minum kopi, yang lain saya sarankan jalan jalan sekeliling desa Penglipuran, jangan lupa mengunjungi hutan bambu di ujung desa.

Saat menikmati kopi, saya mengambil jaje begine di warung (tiap rumah ada warung) buat peneman kopi, tiba tiba ada suara seorang ibu menanyakan apa saya mau jaje begine yang original. Saya ikuti arah suara dan di ajak ke dapur untuk mengambil jaje di toples besar. Memang terasa lebih gurih karena memakai ketan pilihan. 

Saya dan teman sangat menikmati waktu kami di sana, saya minum 2 gelas kopi dan membeli 2 set kamben, 2 bungkus kopi dengan bonus 1 bungkus kopi kemasan kecil, serta 20 jaje gina untuk di bagi. 

Sebelum pulang, Ibu Mangku Roti, senior di rumah itu, kembali menawarkan anggrek Kalimantan. Saya heran dengan pengetahuan Ibu Mangku Roti mengenai tanaman. Dan Mangku Roti menangkap kesukaan saya dengan tanaman.

Kami bersiap pulang saat Mangku Roti menawarkan kami untuk mampir ke nursery di dekat rumahnya. Hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah. Karena masih ada waktu, saya setuju. Kami ke sana berjalan kaki. Saya baca namanya Sari Sekar Nursery.

Sebelumnya, saya sudah 2 kali bertandang ke desa Penglipuran, tapi baru kali ini mengetahui ada nursery yang cukup besar di sana, berisi aneka bunga warna warni dan tanaman koleksi sang pendiri. 

Berdiri di atas lahan seluas 40 are, Sari Sekar Nursery didirikan oleh Ning Manikam Widjaya, pada tgl 1 Maret 2017. Yang membuat saya terkesan, Ning meninggal dunia pada tgl 9 Maret 2019. Dua tahun setelah Sari Sekar Nursery didirikan. Saya mendengar berita dari Mangku Roti, karena serangan jantung, malam hari di RS Bangli. Mungkin juga karena minimnya fasilitas RS yang ada. Tergugah ingin mengetahui lebih dalam, saya bertanya. Masih terlihat luka dan kesedihan yang dalam di mata Mangku Roti dan Bapak Syukur saat bercerita lirih tentang Ning.

Beliau adalah penyuka alam, kolektor tanaman, kain buatan tangan, penyuka bangunan kuno, dan sejarah. Beliau juga hobi membuka jalan usaha bagi pemula, suka mempertahankan kebudayaan leluhur dan sangat sosial.

Menurut Bapak Syukur, adik Mangku Roti yang dipercayakan mengolah nursery, cita-cita Ning, adalah mempertahankan budaya adat lokal, penanaman pohon atau penghijauan alam, memberdayakan masyarakat lokal, dan ingin desa Penglipuran penuh bunga. Beliau pernah mengecap pendidikan di California State  University San Bernardino tahun 1986, jurusan Biologi dan jurusan Ornamental Horticulture di California Polytechnic State University tahun 1990. 

Mangku Roti mengajak kami masuk ke dalam nursery. Indah, rapi, dan berwarna. Teman asyik mencari nama nama tanaman lewat foto ke aplikasi. Sangat menyenangkan. Tanaman selalu membuat saya senang. Di ujung belakang nursery, saya melihat joglo sederhana, ternyata ada foto Ning dan bunga persembahan. Semacam tempat mengenang Ning. Joglo ini adalah tempat tidur kesayangannya, kelambu di pasang pada malam hari agar bebas dari nyamuk. Saya melihat masih ada kasur di belakang foto. Walaupun akhirnya di bangun rumah kayu kecil di depan joglo, Ning masih sering tidur di joglo semasa hidupnya, saat berkunjung ke desa Penglipuran. Ibu Ning yang memerlukan penyangga kaki dan istrinya yang warga Spore, masih sering datang berkunjung sampai saat ini. Lebih dari 8 bulan telah berlalu, terasa perhatian dan cinta yang mendalam dari orang orang yang ditinggalkannya. Such a beautiful soul.

Entah. 

Hati saya menangis, tersedu. Saya seperti mengenal Ning. Padahal belum pernah bertemu. Sejenak saya bacakan doa di depan foto untuk kebahagiaan dan ketenangannya. Sekilas semilir angin menyentuh, saya rasakan kehadiran spiritnya.

Ning…

Legacy indah telah kamu persembahkan, terutama buat Desa Penglipuran. Sesuai cita citamu, kulihat desa Penglipuran sudah berbunga. Indah sekali.

2 comments
4 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Kehidupan

by Surijani

Di sini aku mendengar
Keluh kesah
Di sana juga tak kalah
Apalagi di tempat itu
Semua berperang
Tak mau mengalah

Di sini
Aku mendengar kesedihan
Di sana juga tak kalah
Apalagi di tempat itu
Setiap saat
Penuh luka dan air mata

Terdiam aku
Lama sekali
Aku mengharap ada jawaban

Kudengar hanya
Desau suara angin
Juga gemerincing
Batu kancing bersenda
Ditingkahi suara air kali
Yang menetes dari
Rimbunnya pepohonan

Di sini aku melihat
Banyak orang menumpuk
Keinginan
Apalagi di sana
Tiada bedanya

Tak habis-habis
Patah tumbuh hilang berganti
Selalu hidup di masa depan
Sampai mengorbankan
Bahagia
Dan usia panjang

Termangu
Aku menunggu
Sebuah jawaban

Sebenarnya
Untuk apa semua ini?
Kalau hanya duka yang di dapat?

Kenapa?
Sudikah Engkau menjawab?

Ego
Adalah satu-satunya
Jawaban

0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Keinginan

by Surijani

Ada waktu
Aku ingin menjadi bintang
Kelap kelip
Indah sekali

Ada waktu
Aku ingin menjadi bulan
Sangat indah
Mengatur pasang surutnya lautan

Ah…
Aku ingin menjadi bumi saja
Tempat berpijaknya umat manusia
Sumber kehidupan berbagai mahluk

Atau…
Aku menjadi langit saja
Sungguh luas dan tanpa batas

Aku ingin menjadi udara
Yang mengisi
Setiap tarikan nafas

Sepi
Kenapa aku tidak  menjadi diriku saja?
Ditemani
Bintang
Bulan
Langit
Dan bumi
Juga udara
Setiap waktu bisa menembus surga

0 comment
1 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Jimbaran

by Surijani

Kulihat perahu nelayan
Bersandar di dermaga
Kuintip…
Di langit penuh mega
Indah
Dihiasi temaram lampu kota
Yang mulai menyala

Tandus
Pohon-pohon tetap tumbuh
Pasir beterbangan
Menambah eksotis suasana
Wangi canang
Doa khusuk merasuk raga

Tetaplah indah Jimbaranku
Garuda Wisnu Kencana
Membuat decak terkagum kagum

Tetaplah suci Uluwatuku
Timbunan doa
Harapan dan rasa syukur
Dalam hamparan luas
Samudera Hindia

Siluet Uluwatu dari kejauhan
Jiwa bergetar
Memanjatkan doa panjang
Terimakasih
Untuk semuanya
Semoga legenda ini tetap ada

2 comments
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Aku ingin berteman mega
Menunggu langit penuh bintang
Nun jauh
Di ujung senja

Aku ingin meraih rembulan
Terasa lembut
Mengapung
Di ujung malam

Aku ingin mencium
Butiran embun
Seperti kaca
Menangkap bayanganku
Sejuknya menyirami
Seluruh jiwaku
Berteman dingin
Dan sepinya
Pagi menjelang

Tuhan
Jemputlah aku terbang
Tinggi melewati batas ketakutanku
Jauh melampaui batas kekuatiranku
Aku ingin langit tanpa batas
Bersulam hening
Damai dan tenangnya hatiku

Tuhan
Menarilah bersamaku

0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Aku malu kepada bintang
Apalagi kepada ilalang
Juga pada burung
Yang melintas terbang
Membuat hati jadi bimbang

Aku terus
Berbenah diri
Terus dan terus

Tuhan
Penat sudah aku
Serta tak banyak
Punya waktu
Pilihanku
Adalah jalan terang

Adanya tekad kuat
Asa tak berpaling
Di mana ku merindu
Hati tenang
Tanpa penilaian

Nil
Benar-benar nil
Ringan
Seakan mengawang

Sorak sorai
Penuh tawa

Ku melihat
Batin yang tersenyum

0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Sepiku berlari
Kukunyah rasa gerahku

Kulihat selendang pelangi
Terbentang
Di ujung cakrawala
Ditingkahi terik
Ditemani gerimis
Yang baru usai

Keinginanku membuncah
Tanpa kendali
Tak berselang
Rindumu menyeruputku
Aku mabuk kepayang
Ternyata semua
Hilang lenyap

Kebaikanmu berjejak

Hilang kekuatiranku
Berganti rasa tenang
Dan damai berkepanjangan

Inikah yang aku inginkan?
Damba pencarianku
Telah berakhir

0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail