Monthly Archives

November 2019

Kilas Balik Kehidupan

by Surijani

Suatu hari di dalam perjalanan retreat menuju Kintamani, saya menerima sebuah video di hand phone saya. Ketika membuka video itu, saya sangat terkejut. Tampak seorang pasien tengah mengerang kesakitan di sebuah kamar rumah sakit. Lelaki itu terlihat tua dan mengenakan pampers. Rasanya wajah ini tidak asing. Saya perhatikan dengan seksama, ternyata lelaki itu merupakan salah satu kerabat  dekat dari orang tua. Sudah lama menghilang kabarnya. Terdengar di video suara tegas seorang wanita, menawarkan untuk makan. Seperti anak kecil, lelaki paruh baya itu menjerit kesakitan, sebelum akhirnya setuju untuk makan. Saya pikir, bukannya dia menolak untuk makan, tetapi terlebih dia tidak dapat mengatasi rasa sakit karena penyakit kanker kelenjar getah bening yang menggerogotinya. A silence killer. Biasanya penyakit ini terdeteksi saat sudah stadium lanjut.

Sejenak pikiran saya melayang ke tahun 80 an. Saat saya masih remaja. Wajah yang saya lihat, sangat berbeda dengan wajah yang dulu, saat kejayaan materi, keharmonisan keluarga, jasmani yang sehat masih di dalam genggaman. Lelaki itu pernah menjadi salah satu entrepreneur yang cukup sukses dan glamour dijamannya. Kesan yang sangat membekas, lelaki itu pernah mentraktir 2 mangkok mie, untuk saya dan kakak. Kami dari sebuah sanggar olah raga, saat mampir ke salah satu depot bakmie terkenal di Denpasar. Saya lihat lelaki itu, juga datang untuk makan. Kami berdua terkesima, saat menuju kasir, ternyata tagihan kami sudah terbayar. Lelaki itu membayar makanan kami, tanpa kata kata. Sikapnya sangat mengesankan.

Saya termenung.
Betapa rentannya hidup kita ini. Kalau tidak mawas diri, di hari tua kita akan menderita.
Kita mesti menjaga diri kita sendiri. Tidak ada yang bisa kita andalkan selain diri kita sendiri.
Sangat mengenaskan saat semuanya di ambil dari kita, fisik juga sudah tua dan lemah, apalagi diimbuhi dengan penyakit berat.

Hal ini semata terjadi karena batin yang kurang terasah, ego dan kesadaran diri yang kurang terlatih. Saat kondisi tubuh kuat dan sehat biasanya kita terlalu fokus kepada pencapaian external, mengejar identitas diri yang hanya merupakan ilusi dan melupakan pencapaian yang di dalam. Lupa mengikis kemelekatan-kemelekatan dan emosi-emosi negatif yang ada di dalam batin kita. Padahal faktor external, identitas diri itu tidaklah stabil, mudah berubah, tidak permanen. Memberi power kita kepada orang yang tidak tepat dan kurang bijaksana. Bimbang dan tidak memiliki hati yang teguh, membiarkan orang lain mengontrol hidup kita dan kurangnya perasaan cinta terhadap diri sendiri (less self love).

Kesuksesan material akan sangat indah kalau kita imbangi dengan pertumbuhan spiritual. Justru pada saat kita memiliki kesuksesan external, lebih mudah bagi kita untuk mengasah pencapaian yang di dalam. Karena kita memiliki banyak akses dan fasilitas yang menunjang kita untuk pencapaian ini. Syaratnya sederhana, adanya kebijaksanaan dan niat baik ke arah itu. Sadar untuk hidup seimbang dan harmonis antara material dan spiritual. Mendedikasikan diri kita untuk membantu dan melayani sesama dengan baik dan benar. Mengikuti petunjuk dan inspirasi dari Guru Kehidupan Sejati (The Real Spiritual Masters) melalui buku, video, atau secara langsung bertemu sesuai dengan level kesadaran kita masing masing, apabila kita belum mampu mengandalkan Guru Sejati yang ada di dalam diri kita, yaitu Jati Diri kita. Dan aplikasikan ke dalam hidup kita sehari-hari. Mengetahui teori bukan berarti kita bisa mengaplikasikannya. Oleh sebab itu kita mesti terus kukuh melatih diri. Guru Kehidupan kita terus akan berubah mengikuti perkembangan spiritual yang kita miliki. Ikuti dan nikmati saja momen demi momen.

Saat faktor penunjang external tidak lagi kita miliki, apakah kita masih bisa tetap perkasa?
Saat itulah kesuksesan kita yang sejati di uji. Kesuksesan sejati adalah saat kita mampu bangkit kembali ketika di smash down. Jiwa tetap kuat dan tegar untuk bangkit kembali menata mozaic kehidupan yang tercecer. Karena pencapaian spiritual membutuhkan waktu. Sebaiknya jangan menunggu terlalu lama. Lakukanlah sekarang juga. Doa dan meditasi (refleksi diri, forgiveness, self love, unconditional love, doing service to God and others) sangat membantu dan menguatkan kita. Jadilah penakluk diri sendiri. Jadilah pemenang sejati kehidupan.

Saya jadi teringat cerita adik tentang kisah indah hidup petinju dunia George Foreman.

Tidak ada yang bisa saya lakukan untuk lelaki itu. Hanya mendoakan, mengirim vibrasi cinta kasih, semoga lelaki itu bisa melalui hari-harinya dengan lebih baik dan penderitaannya berkurang. Semoga ditemukan jalan yang terbaik untuknya. Bisa menerima cobaan hidupnya sebagai bagian dari karma yang mesti dijalani. Dan tercerahkan di sisa hidupnya. Sebab di mata Tuhan, semuanya sempurna.

Entah siapa yang merekam video itu. Rasanya tidak etis mengabadikan seseorang dalam kondisi seperti itu. Apalagi dengan tujuan pengakuan diri.

Video sudah terlanjur saya terima.
Biarlah video ini saya simpan. Sebagai bahan perenungan dan alarm bagi saya untuk selalu mawas diri.

May all beings be happy and free
Love you all

❤

Memory – by Barbra Streisand

6 comments
1 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Cinta Kasih

by Surijani

Bunga bermekaran
Tak lekang oleh waktu
Wangi jinggamu
Tetap abadi
Meruak tanpa suara
Tak ada celah
Tanpa isi
Tampak padat
Namun lembut
Menjalar tanpa henti
Memberi bahagia
Sesama
Akar yang kuat
Tak lapuk oleh waktu
Tanah penuh pupuk
Menyatu menguatkan
Dalam bisu

Tuhan
Bersama Mu
Aku diam seribu kata
Tanya sudah terjawab
Tanpa aku susah meminta

0 comment
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Awan di langit
Separuh kelabu
Burung berkelana
Berkelompok
Semburat jingga
Di langit luas
Sepi berkabut
Hati yang luka

Duka ini
Masih membekas

Kemarin
Helaan nafas
Masih menyatu
Senyum canda mu
Menyambutku
Sekarang
Hanya gundukan
Membisu

Kutepis
Sisa dukaku
Berharap
Gembira
Menggantikan

Andai
Waktu bisa ku putar
Ingin ku bawa kau pulang
Kudendangkan
Lagu riang
Kujelaskan
Indahnya
Hukum karma
Juga tentang kasih
Karunia Tuhan

Andai waktu
Bisa kubujuk
Sepi mu
Kutitip bintang
Biar riang
Menjaga mu
Saat ini
Dan selamanya

0 comment
2 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Meditasi 2

by Surijani

Sepi
Kau kuijinkan masuk
Temani hati ku yang membisu
Damai
Menyergap perlahan
Menjadi kalung
Dan batu
Sandaranku

Kekotoran batin
Hilang lenyap
Berganti
Sikap
Tanpa penilaian
Membuat hati
Terasa ringan
Mengapung
Tanpa henti
Merdu
Bersenandung

Terus
Ku kayuh langkah
Tak perlu berhenti
Bahagia kekal
Di depan mata
Semua pengorbanan
Maksimal sudah

0 comment
1 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Meditasi 1

by Surijani

Kudekap damai
Berbalut hening
Pikiranku melambat
Dalam kendaliku
Kudengar jelas
Suara hatiku
Membisikkan
Girang juga senang

Aku ingin terlelap
Dalam buaian
Kasih penuh kehangatan
Tak mau kubuka
Mataku
Biar hatiku puas
Berenang dengan riang

Ruang semakin luas
Hati semakin lapang
Kukirimkan sinar kasih
Tak berbalas
Terus bersahutan
Pikiranku
Mendengar sebuah nyanyian
Semakin terang
Semakin benderang
Kulihat jelas
Kepak sayap bisu
Mulai menapak

Tuhan
Damai Mu
Membelaiku
Sepi Mu menjamuku
Aku ingin di sini
Selamanya

0 comment
1 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Pulang

by Surijani

Aku tidak tahu
Mesti diam
Atau menangis
Sesakku tersendat
Terbata-bata
Tidak jelas

Banyak peristiwa
Kita lakoni
Kalau tak pintar
Kita tak sempat
Belajar
Semua berlalu
Hanya tinggal memori

Pikiranku merenung
Cepat kutangkap
Sebelum melayang
Kubawa ke saat ini
Biar duka
Tak terlalu aku
Hayati
Sebab hanya
Timbulkan luka
Menganga

Tuhan
Sedihku mengerak
Melihat tingkah
Polah memuakkan
Serakah terus di pagut
Seolah takkan bisa mati
Rasa kasih
Dan welas asih
Seperti hilang
Dan tersesat

Tidakkah terpikir
Hal ini akan terulang?
Kepadamu saat
Kekuatanmu sudah hilang
Saat kau menua
Apa yang kau tabur
Akan kau tuai juga
Hanya masalah waktu
Dan meretasnya karma

Tuhan
Tolong bukakan
Jiwa-jiwa yang tak sadar
Biar berpeluh
Hilang racun
Berganti wangi harum
Gending surga Mu

0 comment
1 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Ibu

by Surijani

Kedatanganku
Membuatmu tersenyum
Kesepianmu terobati
Sesaat
Jeda di sela
Rutinitas hidup

Mengembang senyum tulus
Di wajah cantik keriputmu
Bukti tersirat banyaknya
Pengalaman hidup
Tertawa lugu
Menimbulkan belas

Aku ingin
Sering bertandang
Bagiku jarak
Bukanlah penghalang
Hingga tiada penyesalan
Di hari mendatang

Ibu
Hatiku bersamamu
Setiap waktu
Bersama memori indah
Masa lalu
Teruntai sangat
Sarat cerita

Terimakasih tulus
Aku haturkan
Kebijaksanaanmu
Terus bertumbuh
Pemahamanku terus
Menguat
Lewat rahimmu
Di beri kesempatan
Meningkatkan kesadaran diri

Ibu
Surgaku ada ditelapakmu

2 comments
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail

Jalan Tengah

by Surijani

Kulihat ada duka diwajahmu
Kurasakan ada pedih dihatimu
Aku terbawa arus emosiku
Batinku menangis
Tak tertahan
Selalu
Dan selalu

Setiap kehidupan
Menyimpan duka
Juga nestapa
Haruskah aku menangis
Setiap saat
Untuk mereka?

Selalu terlarut
Membuat aku menderita
Aku bukan Tuhan
Yang bisa mengubah
Segalanya
Tersadar
Ini semua karena karma
Baik buruk
Harus kita lalui juga

Berserah
Pasrahkan diri
Jalan nasib
Sudah ada yang mengatur
Mencampuri karma
Hanya memperkuat
Derita
Setiap orang
Perbanyak tanam kebajikan
Berharap nasib baik
Berangsur menghampiri

Tuhan
Batinku lelah
Bimbinglah aku
Di Jalan Tengah

2 comments
0 FacebookTwitterPinterestLinkedinWhatsappEmail